Anjlok Hingga Rp 12.000/Kg, Peternak Ayam Rakyat Menjerit

Ilustrasi daging ayam.

Jakarta, Kabarpangan.com – Para peternak unggas yang tergabung dalam Peternak Rakyat dan Peternakan Mandiri (PRPM) meminta bangtuan pemerintah memperbaiki harga ayam hidup yang terus merosot dalam tujuh bulan terakhir.

Ketua PRPM Sugeng Wahyudi di Jakarta, Selasa (26/3/2019) mengatakan, harga harga ayam hidup (live bird/LB) di tingkat peternak rakyat dan peternakan mandiri terus anjlok sejak Agustus 2018 hingga saat ini. Bahkan menjelang minggu terakhir Maret 2019, tambahnya, harga ayam hidup menyentuh posisi paling rendah yakni Rp 12.000/kg, jauh sekali dari harga pokok produksi (HPP) yang mencapai Rp 19.500/kg.

“Kondisi ini menyebabkan kami sebagai peternak rakyat dan peternakan mandiri terpuruk secara bisnis,” katanya Rapat Koordinasi Perunggasan di Gedung Kementerian Pertanian yang diikuti para peternak unggas dan industri perunggasan serta pemerintah.

Sugeng memaparkan, berbagai penyebab kondisi hancurnya harga ayam hidup antara lain tingginya biaya sarana produksi seperti naiknya harga bibit ayam (DOC) dan pakan, terjadinya kelebihan produksi ayam broiller sementara permintaan di tingkat konsumen melemah.

Dia mengakui, berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk mengatasi kondisi tersebut, namun dampaknya hingga saat ini belum terlihat adanya perubahan. “Bahkan cenderung semakin menekan harga ayam hidup pada titik terendah,” ujarnya.

Untuk itu, lanjutnya, PRPM meminta pemerintah untuk melakukan perbaikan kondisi harga ayam hidup (LB) nasional menjadi Rp 20.000 sesuai dengan Permendag 96/2019 berlaku paling lambat April 2019. Harga DOC Rp5.500/ekor dengan kualitas grade 1 dan harga pakan turun kembali Rp500/kg dengan grade premium.

PRPM juga meminta agar perusahaan peternakan yang memiliki penguasaan populasi besar wajib menjual ayamnya di pasar modern. “Pasar becek hanya untuk peternak rakyat dan peternakan mandiri,” ujarnya.

Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementerian Pertanian I Ketut Diarmita mengatakan, Kementerian Pertanian bersama pemangku kepentingan terus berkoordinasi untuk merumuskan langkah-langkah strategis menyelesaikan permasalahan perunggasan ini. Terkait harga pakan, menurut dia, sejalan dengan berlangsungnya panen raya jagung pada Februari-Maret 2019, harga pakan berangsur-angsur turun.

Dalam budidaya ternak, tambahnya, pakan menempati porsi terbesar dari total biaya produksi yaitu 70 – 80 persen, sehingga pakan yang disediakan harus baik kualitasnya, cukup jumlahnya, dan harganya terjangkau.
Berdasarkan laporan dari beberapa pabrik pakan yang diterima oleh Kementerian Pertanian, pakan broiler harganya turun Rp100-300/kg, dan pakan layer turun Rp150-300/kg.
“Kisaran harga pakan broiler saat ini Rp. 6.700-7.300, sedangkan untuk pakan layer dari Rp. 5.200-6.200”, katanya.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*