Harga Belum Stabil, Apddas Desak Perbaikan Tata Niaga

Media diperlukan untuk menekan lonjakan harga kebutuhan pokok.

Cianjur, KP – Asosiasi Pedagang Daging Domba, Ayam, dan Sapi (Apddas) Cianjur, Jawa Barat, berharap pemerintah memperbaiki tata niaga ternak, terutama daging ayam. Sejauh ini harga belum stabil stabil karena terkait dengan perputaran dan pemasaran serta masuknya ternak ke wilayah tersebut.

Ketua Appdas Cianjur Sri Rahayu kepada wartawan mengatakan, hingga saat ini penjualan ternak terutama daging ayam masih dalam kondisi yang belum stabil. Pedagang sulit menjual daging ayam yang masih mahal sedangkan pasokan daging ayam tetap berlangsung. Stok menumpuk karena tidak laku sedangkan pasokan dari Tasikmalaya, Ciamis atau wilayah Jawa lainnya terus mengalir.

”Tentunya barang akan menumpuk, akibat tidak laku dan ditambah dengan pasokan yang terus berlangsung. Pasokan tersebut, biasanya berasal dari Tasikmalaya, Ciamis, dan Jawa. Padahal, seharusnya konsumsi daerah bisa dipenuhi oleh peternak lokal saja supaya persediaan tidak berlebih,” ungkap Rahayu.

Dia juga menilai, rencana Wakil Bupati Herman Suherman untuk melakukan subsidi ayam belum berjalan sebagaimana mestinya. Sebelumnya dikatakan, kalau subsidi tersebut terkait peternak Cianjur yang memasok barang untuk konsumsi daerah saja. “Seharusnya konsumsi daerah dapat dipenuhi peternak lokal agar persediaan tidak berlebih seperti sekarang,” katanya.

(Baca : Pemkab Cianjur Berharap ‘Etanee’ Dukung Para Pedagang)

Saat ini, ungkap Rahayu, tidak sedikit pedagang ayam yang terpaksa menjual kembali barang dagangan yang tidak habis. Daging ayam tersebut dibekukan untuk dijual kembali dengan harga lebih rendah.
“Daging beku kurang diminati warga dan tidak laku di pasaran, perputarannya harus jelas. Sekarang ini pedagang semakin terpuruk, omzet terus menurun tapi pasokan ayam terus berjalan,” katanya.

Pihaknya berharap pemerintah bertindak lebih cepat karena sejak beberapa hari terakhir penjualan tidak begitu baik setelah tertutupnya jalur Puncak. Permintaan dari hotel maupun restoran cenderung rendah, sehingga penjualan menurun tajam.
“Hingga saat ini belum ada solusi untuk menekan kehadiran broker yang sering membuat harga daging ayam melonjak. Meskipun sulit ditiadakan, broker dapat menekan pengambilan keuntungan yang berlebihan,” katanya.

Kepala Dinas Koperasi UMKM Perindustrian dan Perdagangan Cianjur, Himam Haris mengatakan, persoalan broker memang belum teratasi tetapi harus dikurangi. “Seharusnya broker bisa memberikan kesempatan pada perusahaan daerah untuk mengelola peternak dan perdagangan,” katanya.

Untuk menindak broker, tambah dia diperlukan kesiapan pihak peternak dalam rantai distribusi karena peternak mengintervensi dan berkontribusi pada broker. “Kami akan terus memperbaiki tata niaga di Cianjur. Bumdes diminta menyediakan kuota khusus perdagangan untuk peternak Cianjur agar perdagangan jauh lebih tertata dan jelas perputarannya,” kata Himam. [KP-03]

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*