Taiwan Jajaki Produk Halal Indonesia, Filipina Bangun Pusat Inovasi Makanan Halal

Ilustrasi makanan halal.

Jakarta, KP – Taiwan Halal Integrity Development Association (THIDA) menjajaki kerja sama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) terkait perlunya Jaminan Produk Halal (JPH).
“Kami berpartner ini harus tertarik dengan siapapun karena ini terkait dengan produk halal itu terpenuhi berdasarkan standar kita bukan standar mereka,” kata Kepala BPJPH Sukoso sebagaimana dikutip dari situs kemenag.go.id di Jakarta, awal pekan ini.

Selama ini, kata dia, BPJPH telah menerima kunjungan dari berbagai pihak yang menawarkan kerja sama di bidang JPH seperti India, Meksiko, Korea, Kroasia, Jerman, Belgia dan juga dari negara-negara ASEAN.
Pada dasarnya, kata dia, pihak Kementerian Agama melalui BPJPH senantiasa membuka kesempatan bagi berbagai pihak yang ingin bekerja sama. Sukoso berharap peraturan mengenai JPH di Indonesia dapat segera rampung agar segera merealisasikan berbagai tawaran kerja sama tersebut.

Wakil Presiden THIDA Salahuding Ma mengatakan saat ini umat Islam di Taiwan masih tergolong minoritas karena hanya satu persen dari total penduduk Taiwan. Namun, tidak menutup kemungkinan perkembangan umat Islam di Taiwan semakin meningkat.

“Kebanyakan dari mereka adalah tenaga kerja dari luar negeri seperti Indonesia yang bekerja di Taiwan,” kata dia.
Menurut dia, hal tersebut mengakibatkan kebutuhan akan makanan halal juga harus dipenuhi. Melalui produk halal, pihaknya bertekad untuk memperkenalkan Islam di Taiwan.

Sementara itu, Departemen Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (DOST) meresmikan Pusat Inovasi Makanan Halal pertama di Filipina pada Februari mendatang.

Direktur DOST Wilayah 12 Zenaida Hadji Raof Laidan mengatakan pusat inovasi tersebut menjadi salah satu upaya meningkatkan industri makanan dan farmasi halal di negara itu.
“Pusat ini memanfaatkan teknologi agar kita bisa bersaing di pasar global,” kata Laidan dilansir dari Philippine News Agency, Jumat (19/1).

Laidan mengatakan DOST membantu memperbaiki industri halal melalui sains dan teknologi di Filipina. Bantuan DOST menyasar pengusaha, termasuk menyediakan peralatan mesin, peralatan pengolahan, dan teknologi meningkatkan produk. “Kami ingin Filipina menjadi pusat pertokoan one-stop untuk halal,” ujar Laidan.

Dia mengatakan DOST bertekad memastikan integritas sektoral halal di Filipina. Dia meyakini Filipina memiliki potensi tinggi menguasai pasar halal karena memiliki sumber daya alam yang luas.

Sekretaris DOST Fortunato Dela Pena berharap Filipina bisa mengembangkan merek premium halal melalui sains dan inovasi. Filipina menjadi tuan rumah penyelenggaraan Majelis Halal Dunia 2018 pada tanggal 18-19 Januari. Kegiatan itu menjadi ajang pertemuan para pakar, pengusaha, akademisi, pemerintah, dan konsumen membahas pandangan mengenai industri halal.

“Dengan Islam sebagai agama terbesar kedua, Filipina menyadari pentingnya industri halal baik di pasar lokal maupun ekspor,” ujar Dela Pena.

Dia mengatakan Undang-Undang Republik 10817 atau Undang-Undang Pengembangan dan Promosi Ekspor Halal Filipina membantu peran agen, seperti peningkatan fasilitas pusat penelitian dalam pengembangan halal. [F-03]

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*