Gorontalo – Pengusaha nasional yang juga mantan Menteri Perdagangan Rachmat Gobel berencana membangun pusat inovasi agrobisnis di Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo.
Menurut Bupati Bone Bolango Hamim Pou, pusat inovasi agrobisnis itu terdiri dari semacam laboratorium pertanian dan pengelohan hasil pertanian dari warga atau petani. “Jika tidak ada aral melintang, pusat inovasi itu akan dibangun di Kecamatan Tapa,” ujar Hamim beberapa waktu lalu.
Dikatakan, di beberapa daerah lain di Provinsi Gorontalo sudah ada demplot-demplot khusus sektor pertanian yang dibangun oleh Rachmat Gobel. Misalnya di Desa Tridarma Kecamatan Pulubala, Kabupaten Gorontalo dan di Kabupaten Pohuwato termasuk juga di Boalemo sekarang sudah mulai dicoba ekspor ke Jepang untuk kakao.
“Ke depan pembangunan demplot-demplot ini diharapkan menjadi contoh keberhasilan mengelolaan hasil pertanian yang baik dan hasilnya 2-3 kali lipat dari pada hasil sebelumnya,” jelasnya.
Selain itu, Rachmat Gobel juga menjanjikan akan membantu membangun ruang terbuka hijau (RTH) di Kabupaten Bone Bolango, membantu warga mendapatkan tempat yang indah untuk berrekreasi dan bisa pusat belajar.
Seperti diketahui, keseriusan Rachmat Gobel untuk masuk dalam bisnis dan industri pertanian sudah dicanangkan sejak beberapa tahun lalu. Pada 2014, Grup Gobel melalui bendera PT Panasonic Gobel Indonesia masuk ke bisnis penggilingan padi. Kementerian Pertanian memberi apresiasi hadirnya Grup Gobel meningkatkan produksi beras premium yang selama ini didominasi impor. Adapun jenis premium atau beras tertentu seperti Thai Hom Mali, beras Japonica asal Jepang dan beras Basmati asal India dan Pakistan.
Grup Gobel menempatkan anak perusahannya, PT Lumbung Padi Indonesia sebagai pengelola penggilingan di Desa Jasem, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Grup Gobel menggandeng mitra bisnis lamanya, yakni Satake Corporation. “Beker jasama dalam hal pasokan teknologi penggilingan padi yang digunakan, jadi tidak ada joint venture,” kata Rahmat Gobel saat itu.
Selain mengklaim menghasilkan kualitas lebih baik, perusahaan itu meyakini bisa mengurangi hilangnya beras selama proses penggilingan hingga 5%. Dalam sehari, pabrik itu bisa menghasilkan 30 ton beras dari target optimal 150.000 ton gilingan padi dalam setahun. Tidak hanya penggilingan padi menjadi beras, Grup Gobel juga akan sekaligus mengemas dan memasarkan beras gilingannya. Adapun label beras yang akan dijual dengan merek “Beras Prima” atau “Prime Rice”.
Be the first to comment