‘Etanee’ Rintis Digitalisasi Pasar Tradisional Pertama di Indonesia

Para pedagang pasar tengah membahas digitalisasi pasar di Cipanas, Cianjur, Jawa Barat.

Cianjur, KP – Inovasi usaha melalui teknologi digital dan melambatnya industri ritel Tanah Air telah memunculkan kekhawatiran dampak ekonomi yang besar, khususnya ke pasar tradisional. Untuk mengantisipasi hal itu. Aplikasi Etanee Food Marketplace bersama dengan Asosiasi Pedagang Daging Domba, Ayam dan Sapi (APDDAS) serta pengurus Pasar Cipanas dan Pasar GSP di Cianjur, Jawa Barat, meluncurkan program digitalisasi pasar tradisional pertama di Indonesia.

Menurut CEO Etanee drh Cecep M Wahyudin yang juga penggagas ide ini bahwa program digitalisasi ini dalam rangka memberikan dukungan akses pasar lebih luas para pedagang pasar tradisional. Hal itu dilakukan melalui digital marketplace yang terhubung langsung dengan konsumen akhir. Dalam program yang dinamakan Digitalisasi Pedagang dan Pelaku Usaha Pasar Tradisional Pasar Cipanas, Cianjur, Jawa Barat, akan menjangkau konsumen dalam wilayah radius 10 kilometer (km) dari titik pasar Cipanas.

“Program digitalisasi ini dalam rangka mendukung akses pasar lebih luas para pedagang pasar tradisional melalui digital marketplace. Dulu ide ini mungkin dianggap aneh karena pedagang pasar hanya bisa melayani para pembeli yang datang langsung ke kios di pasar,” ujar Cecep di Cianjur, Jumat (19/1).

Namun, hal itu sudah bisa diimpelemnetasikan dengan dukungan Etanee Food Marketplace sebagai teknologi digital yang memiliki kemampuan untuk menghubungkan pedagang-pembeli (supply-demand) walaupun dengan jarak berjauhan.

Dikatakan, langkah Etanee Food Marketplace tersebut juga menjadi bagian dalam pemberdayaan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Apalagi, berbagai kendala yang dihadapi pelaku UMKM tersebut cukup banyak. Setidaknya, ada dua kendala besar yang dihadapi pasar tradisional di era disrupsi ini yaitu tidak adanya akses pasar online bagi para pedagang di pasar dan kebiasaan konsumen (consumer behaviour) untuk berbelanja di pasar tradisional makin menurun.

“Gagasan digitalisasi pasar tradisional ini berupaya untuk mengatasi kendala tersebut. Apalagi, bagi generasi muda milenial yang semakin akrab dengan perkembangan teknologi,” ujarnya.

Saat ini, kata Cecep, digitalisasi pasar tradisional Cipanas akan memiliki dampak yang sangat signifikan bagi 2.600 kios di pasar tersebut. Para pedagang dari pasar tradisional Cipanas dan Pasar GSP akan memiliki kios digital online di Etanee Food Marketplace yang dapat diakses konsumen dalam radius sampai 5-10 kilometer dari Pasar Cipanas. [KP-02]

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*