Pemkab Belu-NTT dan PRISMA Sosialisasi ASF di Perbatasan Timor Leste

Sosialisasi ASF di perbatasan NTT - Timor Leste.

Bogor, Kabarpangan.com  – Pemerintah Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT) bersama Prisma (Promoting Rural Income through Support for Markets in Agriculture) melakukan sosialisasi terkait African Swine Fever (ASF) atau virus demam (flu) babi. Hal itu dilakukan untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap risiko penularan penyakit ASF yang bisa berdampak pada dunia usaha.

Dalam keterangan tertulis yang diterima Kabarpangan.com di Bogor, akhir pekan lalu menyebutkan bahwa sosialisasi itu dilakukan di Desa Tulakadi, Kecamatan Tasifeto, yang terletak berbatasan dengan negara Timor Leste. Kegiatan yang digelar pada Jumat (15/11) itu diikuti 125 perwakilan peternak dari Desa Tulakadi, Silawan, Asumanu, Maumutin, Tohe, Kenebibi, Dualaus, Fohoeka dan Nanaenoe.

Baca : Mentan SYL Beri Nama Varitas Anggur Baru Jan Ethes SP1

Selain para peternak, hadir juga beberapa kepala desa, camat, petugas Karantina Motaian, para kepala resort peternakan, petugas veteriner dan paramedik serta jajaran TNI-Polri (Babinsa dan Babinkamtibmas).

Kegiatan tersebut dbuka Amandus Linci selaku Sekretaris Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Belu. Dalam sambutannya, Amandus menyampaikan pemerintah daerah telah mengambil langkah-langkah cepat dalam penanganan pencegahan penyebaran ASF. Salah satunya dengan menerbitkan instruksi Bupati Belu No. Dinas PKH.524.3/537/X/2019, lalu bersama Balai Besar Veteriner Denpasar melakukan surveilance dengan mengambil sampel darah babi di beberapa desa di Kabupaten Belu.

Baca : Ribuan Babi Mati di Sumut Terindikasi ASF, NTT Harus Waspada

“Selain itu, berkoordinasi dengan para camat dan kepala desa untuk melakukan sosialisasi bagi masyarakat. Kali ini bersama dengan Prisma melakukan sosialisasi di desa-desa yang berbatasan dengan Timor Leste,” jelasnya.

Dia secara khusus menyampaikan terima kasih atas kehadiran Prisma yang membantu dalam menyebarluaskan informasi mengenai ASF dan melibatkan berbagai pihak secara bersama-sama.
Pada kesempatan itu, jajaran Prisma yang dipimpin Joel Tukan juga menyerahkan berbagai media sosialisasi berupa spanduk, poster, flyer, dan stand banner.

“Ini adalah upaya yang baik dan kami akan meneruskannya setelah ini di desa-desa meskipun dengan dana yang terbatas,” jelasnya.

Terkait dengan itu, lembaga Centre for Economic, Rural Development on Agriculture Sustainability (Cerdas) memberi apresiasi kepada Pemkab Belu dan Prisma yang sudah melakukan sosialisasi. Namun, sosialisasi itu perlu dilakukan lebih intensif karena NTT juga sangat rawan dengan ancaman tersebut. Hal itu mengingat NTT berbatasan dengan Timor Leste yang sudah terserang virus tersebut. Selain Timor Leste, negara-negara Asia lainnya seperti Filipina, Thailand, Vietnam dan China juga sudah terserang wabah tersebut. Di Indonesia, penyakit itu sudah merebak di beberapa peternakan di Sumatera Utara dan menimbulkan kematian pada ribuan ekor babi.

Petugas memberikan arahan untuk mencegah wabah ASF.

Untuk diketahui, Cerdas merupakan sebuah lembaga yang mempunyai perhatian dalam berbagai upaya meningkatkan peran sektor pertanian dan peternakan. Sedangkan Prisma merupakan program multi tahun di bawah Australia-Indonesia Parthnership for Rural Economic Development (AIP-Rural). NTT merupakan provinsi dengan jumlah ternak babi terbanyak dan perlu penanganan budidaya yang lebih profesional. [KP-03]

kabarpangan.com // kabarpangan.id@gmail.com

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*