Kupang – Upaya khusus peningkatan produksi padi, jagung, dan kedelai (Upsus Pajale) di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sebagai implementasi Nawa Cita telah memberikan dampak positif. Kendati selalu menghadapi kekeringan dan minimnya ketersediaan air, Upsus Pajale mampu meningkatkan produksi, khususnya padi dan jagung. Perubahan karakter dari berbagai pihak yang terlibat merupakan salah satu faktor penting dalam peningkatan poduksi tersebut.
Demikian salah satu benang merah dalam Rapat Evaluasi Upsus Pajale sekaligus peluncuran buku NTT Su Bisa karya Ani Andayani yang juga penanggung jawab (Penjab) Upsus Pajale NTT di Kupang, NTT, pekan lalu.
Peluncuran buku NTT Su Bisa itu juga sekaligus menandai berahkirnya masa tugas Ani Andayani sebagai Penjab Upsus Pajale NTT. Selain Ani yang juga Staf Ahli Menteri Pertanian, acara tersebut dihadiri oleh Gubernur NTT Frans Lebu Raya (periode berjalan), Danrem NTT yang diwakili Kasrem, Kadis Pertanian Provinsi NTT Yohanes Tay Ruba, sejumlah kepala dinas kabupaten, para Dandim se-NTT, dan para Penjab Upsus Pajale tingkat kabupaten.
Disebutkan, pencapaian pertumbuhan padi dan jagung yang cukup baik sebagaimana data yang ditunjuk oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Hal itu juga menguatkan bahwa NTT juga siap untuk mendukung tewujudnya lumbung pangan nasional. Keberlanjutan swasembada pangan nasional sangat membutuhkan eksplorasi lahan sub optimal, termasuk lahan kering di NTT. Indikasi keberhasilan program Upsus Pajale di NTT itu juga telah merubah karakter penggiatnya atas kerja sinergi dengan TNI Angkatan Darat.
“Perubahan karakter sumber daya manusia membuat program ini menuju capaian target membawa NTT pada peringkat ke-14 secara nasional,” kata Ani.
Selain menjadikan NTT bisa mandiri pangan dan mampu memenuhi kebutuhan lokal, Upsus Pajale juga menjadikan NTT sebagai pemasok pangan bagi provinsi tetangga hingga ekspor ke negara tetangga terdekat.
“Komoditas bawang merah sudah diekspor dari Kabupaten Malaka ke Timor Leste. Tidak menutup kemungkinan disusul oleh komoditas pangan lainnya. Ini pencapaian yang tidak kenal lelah dan tidak pandang waktu,” ujarnya.
Buku ‘NTT Su BISA’ merupakan merupakan salah satu legasi guna menjelaskan bahwa program Upsus Pajale yang merupakan implementasi Nawa Cita pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Dokumentasi proses Upsus Pajale sejak akhir 2015 hingga 2018 menjadi bahan yang menarik untuk menjaga keberlanjutannya. Buku dengan editor Heri Soba, wartawan senior Suara Pembaruan di Jakarta itu, juga menyajikan sejumlah data-data valid dari kinerja Upsus Pajale pada 22 kabupaten/kota di NTT.
Kadis Pertanian NTT Yohanes Tay Ruba memberikan apresiasi terhadap pencapaian Upsus Pajale yang didokumentasi dalam buku tersebut. NTT ternyata mampu untuk mengatasi ketergantungan beras dan jagung yang selama ini dipasok dari luar NTT. Tidak hanya itu, berbagai kiat dan terobosan yang dilakukan Ani Andayani dalam bidang hortikultura juga perlu diwariskan kepada berbagai pihak. Khusus untuk NTT, Ani dinilai mampu mendorong kinerja SDM sehingga Upsus Pajale bisa berjalan sesuai target yang memuaskan.
“Bila berkenan ibu Ani juga menulis tentang kiat manejemen SDM di NTT,” kata Yohanis, usai peluncuran buku di Kupang, Kamis (23/8) lalu.
Dalam buku NTT Su Bisa, Ani juga secara khusus mengulas beberapa tantangan dan strategi untuk mendorong SDM di NTT bisa lebih profesional. [AF-04]
Be the first to comment