Hidroponik Topang Ekonomi Warga, Karang Taruna Perlu Dioptimalkan

Ilustrasi urban farming.
Ilustrasi urban farming.

Jakarta, Kabarpangan.com – Hidroponik merupakan salah satu model pertanian perkotaan (urban farming) yang makin banyak peminat di tengah keterbatasan lahan. Beberapa komunitas di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) sudah merasakan manfaat hidroponik dan menjadi sumber pendapatan.

Rudi Berry dan Sutriani Kamal, Warga Sudimara Barat, Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang, mengubah atap rumah menjadi kebun hidropnik dan berhasil meraih keuntungan Rp 5 juta dari panen setiap bulan.
“Awal mulanya, Oktober tahun lalu dapat bantuan satu blok wadah hidroponik dari kecamatan. Dari situ, saya terus pelajari dan kembangkan hingga saat ini punya 12 blok,” ungkap Rudi di Tangerang, belum lama ini.

Dia menuturkan, sejauh ini hasil panen baru dipasarkan di sekitar lingkungan dan para usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di sekitar Kecamatan Ciledug. Pembeli, dapat memanen atau memilih sendiri sayuran yang diinginkan, dengan harga yang terjangkau Rp 4 ribu per ikatnya.

“Di lingkungan dekat rumah dan UMKM aja, saya sudah kewalahan melayaninnya. Ditambah lahan budidaya saya terbatas. Jadi, belum berani jual ke lokasi lain,” katanya.
Menurut Berry, dengan ketekunan berbudidaya sayuran hidroponik, dia bisa mendapatkan untung sekitar Rp 5 juta setiap bulan.

“Memilih berbisnis hidroponik, buat saya menjanjikan. Selain lebih mudah, bercocok tanam hidroponik itu lebih efisien, hemat biaya, perawatannya tidak capek. Dan yang terpenting masa panennya lebih cepat dibanding bercocok tanam konvensional,” ujarnya.
Selain untuk melayani konsumen, perkebunan hidroponik milik Rudi dan Sutriani, juga menjadi tempat belajar warga umum yang mau bercocok tanam dengan sistem hidroponik.

Sementara itu, Kelurahan Manggarai Selatan, Kota Jakarta Selatan melaksanakan panen perdana aneka sayuran hasil budidaya secara hidroponik dalam program pertanian perkotaan di masa pandemi Covid-19, awal pekan ini. Lurah Manggarai Selatan Istambul Afrikana mengatakan pertanian perkotaan di wilayah Manggarai Selatan dikelola oleh pemuda dan pemudi Karang Taruna.

“Ini panen perdana Kelurahan Manggarai Selatan setelah pandemi Covid-19 dan masa PSBB transisi melalui pertanian hidroponik,” kata Istambul.
Istambul menyebutkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menggalakkan pertanian perkotaan dengan sistem hidroponik yang tidak membutuhkan lahan luas untuk membudidayakan sayuran.
Budidaya sayuran secara hidropnik cocok untuk dikembangkan oleh masyarakat perkotaan yang memiliki keterbatasan lahan.

“Panen perdana cukup memuaskan, ada bayam hijau dan bayam batik sebanyak 18 ikat, berat masing-masing per ikat 250 gram,” ujarnya seperti dilaporkan Beritasatu.

Menurut dia, kegiatan budidaya sayuran dengan cara hidroponik dapat mengalihkan kegiatan pemuda di masa pandemi untuk memperkuat ketahanan pangan masyarakat.

Dengan menanam sayuran, masyarakat dapat memenuhi kebutuhan serat yang baik untuk kesehatan. Selama dua pekan para pemuda Kelurahan Manggarai Selatan melakukan budidaya hidroponik hingga akhirnya  bisa panen.
Istambul berharap para pemuda Karang Taruna dapat mengembangkan budidaya pertanian perkotaan secara hidroponik sehingga bisa menjadi mata pencaharian bagi masyarakat sekitar.

Dengan panen yang banyak, sayuran organik tersebut dapat dipasarkan ke swalayan atau pusat perbelanjaan di wilayah Manggarai Selatan.
Istambul juga meminta kepada pemuda pemudi Karang Taruna Manggarai Selatan agar terus berinovasi dan berkreasi terlebih di masa pandemi Covid-19.

Sebelumnya, Karang Taruna Kelurahan Kebon Baru, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan telah lebih dulu sukses memasarkan produk sayuran hidroponik ke pusat perbelanjaan di wilayah tersebut. [KP-04]

kabarpangan.com || kabarpangan.id@gmail.com

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*