Jakarta, KP – Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemdag) berupaya untuk mengoptimalkan peranan sektor ekonomi digital khususnya dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam merumuskan dan menjalankan kebijakan perdagangan.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan bahwa kehadiran ekonomi digital merupakan bagian dari Revolusi Industri 4.0 dan menjadi perhatian dunia karena telah membawa perubahan besar dalam pola perdagangan saat ini. “Ekonomi digital telah membuka peluang baru dalam bidang perdagangan, serta menjembatani kepentingan produsen, konsumen, dan pasar tanpa dibatasi ruang dan waktu,” kata Enggartiasto, dalam Rapat Kerja Kemdag 2018 di Jakarta, Rabu (31/1).
Raker tersebut mengusung tema Akselerasi Perdagangan di Era Ekonomi Digital. Untuk itu, Enggartiasto mengatakan dengan kondisi yang berkembang cepat, kebijakan terpadu sangat dibutuhkan agar pengembangan ekonomi digital dapat menjadi stimulus bagi pertumbuhan ekonomi nasional.
Raker yang dibuka di Istana Merdeka oleh Presiden Joko Widodo, Rabu (31/1), kemudian dilanjutkan di Hotel Borobudur, Jakarta, hingga Jumat (2/2). Peserta raker berjumlah sekitar 300 orang, terdiri atas pejabat eselon I, II, dan III Kementerian Perdagangan, para perwakilan perdagangan di luar negeri termasuk Duta Besar WTO, atase dan konsul perdagangan. Selain itu juga Kepala Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI), Indonesia Trade Promotion Center (ITPC), semua Kepala Dinas Provinsi yang membidangi perdagangan di seluruh Indonesia, serta para pelaku usaha.
Dalam kesempatan itu, diperkenalkan juga implementasi ekonomi digital melalui Etanee Food Marketplace yang mendorong stabilisasi harga dan pasokan melalui digitalisasi pasar rakyat. Hal ini karena Etanee menjadi digital supply-chain management yang menghubungkan pedagang-pembeli (supply-demand) walaupun jaraknya berjauhan. “Kemdag juga memberi apresiasi atas langkah Etanee Food Marketplace dalam membantu pemerintah untuk melakukan stabilisasi pasokan dan harga komoditas pangan dan pertanian di Tanah Air,” kata Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Tjahya Widayanti.
Apresiasi sejenis juga disampaikan salah satu peserta Raker Kemdag dari Provinsi Maluku Utara. Dia berharap implementasi dari Etanee Food Marketplace tersebut bisa membantu fluktuasi harga komoditas pangan di daerah-daerah.
(Baca : Dari Cipanas, Digitalisasi Pasar Tradisional Diharapkan Berkembang)
Untuk diketahui, baru-baru ini aplikasi digital Etanee Food Marketplace melakukan inisiatif yang mendorong digitalisasi pasar rakyat di Pasar Cipanas, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Program digitalisasi ini untuk mendukung akses pasar lebih luas bagi para pedagang pasar tradisional. “Terbukti, harga dan pasokan daging ayam yang sempat melonjak di Cianjur sekitar dua pekan lalu bisa kembali ke titik normal. Meskipun, kami sempat didemo oleh para pedagang pasar yang menjual dengan harga lebih mahal,” kata CEO Etanee Cecep M Wahyudin yang disambut antusias oleh para peserta Raker tersebut.
Be the first to comment