Banyak Terbengkelai, Sistem Resi Gudang Harus Dioptimalkan

Ilsutrasi Beras Pemangkat (Ist)

Bogor, Kabarpangan.com  – Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) terus meningkatkan edukasi sistem resi gudang (SRG) dan pasar lelang komoditi agro (PLKA) guna meningkatkan ekonomi kerakyatan di daerah tersebut.

“Kami melakukan edukasi dan sosialisasi SRG dan PLKA kepada petani, pembeli dan calon pengelola di Kabupaten Minahasa Selatan,” kata Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri, Disperindag Sulut, Hanny Wajong di Manado, baru-baru ini.

Kegiatan ini dilakukan, guna mengantisipasi harga komoditas jika anjlok, ada fasilitas gudang untuk menyimpannya, dan resinya bisa dijadikan jaminan. “Sangat penting mempertemukan pembeli, penjual dan calon pengelola gudang, kami sangat berharap ada pengusaha yang mau mengelola gudang SRG di Kabupaten Minahasa Selatan dan Bolmong,” tambahnya.

Hanny, seperti ditulis Antara, mengemukakan diharapkan semua kabupaten kota akan semakin paham dan bisa disosialisasikan kepada petani, pedagang dan pelaku usaha di kabupaten/kota.

Implementasi SRG, lanjutnya, akan dilakukan agar mampu membantu petani jika harga di pasaran anjlok. Produk petani bisa disimpan dalam gudang dan nanti dikeluarkan jika harga semakin membaik.

Dia mengatakan barang yang dapat disimpan dalam SRG yakni gabah, beras, jagung, kopi, kakao, lada, karet, rumput laut dan garam.

Dalam sebuah rapat kordinasi daerah di Yogyakarta pada akhir Desember 2018 lalu, Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) mensinyalir hampir 80% pengelola sistem resi gudang (SRG) tidak kreatif. Untuk itu, pemerintah daerah diminta mendorong sosialisasi keberadaan SRG kepada petani.

Data yang ada tercatat bahwa dari 121 gudang SRG yang dimiliki pemerintah, sekitar 20% saja yang mampu mengelola dengan jiwa kewirausahaan. Selebihnya masih berparadigma layaknya instansi pemerintah, mengandalkan APBN/APBD.

Salah satu contoh yang ironis adalah SRG di Desa Wirowongso, Ajung, yang justru digunakan untuk menyimpan barang mesin milik Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Jember, Jatim.

Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita juga pernah mengatakan, penerapan SRG pada 2017 menurun dibanding tahun 2016, baik dari jumlah resi gudang yang diterbitkan, volume barang, maupun nilai transaksi.

Pada tahun 2017, Resi Gudang yang diterbitkan mencapai 164 Resi dengan volume barang sebesar 3.277,18 ton dan nilai transaksi sebesar Rp 26,80 miliar. Jika dibandingkan dengan tahun 2016, terjadi penurunan baik jumlah Resi Gudang yang diterbitkan (34%) volume barang (49%) serta nilai transaksi SRG (37%). [KP-05]

kabarpangan.com // kabarpangan.id@gmail.com

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*