
BOGOR, KP – PT Caturnawa Mitratani Nusantara (CMN) mengenalkan produk Metadon dan Propagul untuk menopang produktivitas kelapa sawit di Indonesia. Metadon merupakan bioinsenktisida untuk mematikan kumbang tanduk (Oryctesrhinoceros), sedangkan Propagul merupakan biofungisida untuk mengendalikan penyakit tular tanah dan meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan penyakit pada daun.
Direktur Utama PT CMN Olan Sebastian menjelaskan dua produk ini melengkapi bisnis perusahaan yang selama ini sedang digarap. Target pasar dari Metadon dan Propagul tersebut adalah perkebunan sawit yang saat ini terus berkembang.
“Sejalan dengan rencana pemerintah saat ini maka kami juga ingin berkontribusi dengan produk-produk bioinsektisida dan biofungisida. Produk Metadon dan Propagul menyasar kelapa sawit, ada juga beberapa produk lain yang masih terkait dengan peningkatan produktivitas pangan,” ujar Olan yang juga alumni Institut Pertanian Bogor (IPB) ini.
Baca : IPB Ubah Jadi Tekstil Berkualitas, ULM Ciptakan Bioreaktor Membran Olah Limbah Sawit
Dikatakan, dua produk ini merupakan kolaborasi PT CMN dan PT Hayati Fortuna Indonesia yang didukung oleh pakar sawit dan ahli fitopatologi Ir Darmono Taniwiryono, MSc, PhD. Kelebihannya, kata Olan, Metadon dan Propagul adalah bahan aktif atau biang yang bisa diperbanyak dengan bahan pembawa (bahan carrier) baik padat maupun cair sehingga lebih praktis dan ekonomis.
“Pengalaman satu dekade lebih dalam pupuk organik mendorong kami semakin yakin dengan Metadon dan Propagul. Kami siapkan dalam bentuk tepung sebagai biang yang bisa diperbanyak sehingga lebih praktis,” ujar Olan.
Metadon yang tersedia dalam bentuk tepung kering yang terdiri dari spora dan tepung miselium. Masing-masing isolate dalam produk Metadon memiliki kemampuan mematikanlarva larva kumbang tanduk (Oryctesrhinoceros) dan hama lainnya. Sedangkan Propagul merupakan biakan murni konsorsium Trichoderma spp dalam bentuk tepung kering. Produk terdiri dari spora dan tepung miselium.
Dalam sejumlah kesempatan, Darmono Taniwiryono sering menyampaikan perlunya pencegahan atas hama dan serangan berbagai penyakit pada kelapa sawit. Salah satunya adalah Ganoderma dengan pembusukan di pangkal batang dan pembentukan tubuh buah berupa piringan yang menempel pada pangkal batang dan jaringan membusuk.

Darmono yang juga Masyarakat Perkelapasawitan Indonesia (Maksi) mengatakan jamur Ganoderma menjadi ancaman kebun kelapa sawit di Indonesia. Sebanyak 40% kelapa sawit di Provinsi Sumatera Utara (Sumut) tumbang akibat serangan Ganoderma. Ancaman ini juga terjadi di Riau dengan perkebunan kelapa sawit terluas di Indonesia, juga menyebar di sentra-sentra kelapa sawit lainnya.
“Metadon dan Propagul ini sangat diperlukan untuk melindungi dan meningkatkan produktivitas kelapa sawit,” ujar Ketua Roundtable Ganoderma Management (RGM) ini. [KP]
Advertorial
IpeComm melayani jasa editor (content creator, buku, dll), penulisan kreatif, media/public relation, komunikasi (government/community/private), promosi, business intelligent, analisis media, hingga crisis management. Didukung tim ahli & profesional, berpengalaman luas dalam komunikasi dan pernah berkarir di sejumlah media nasional/internasional. Bisa hubungi 081356564448 atau agrifood.id@gmail.com.
Be the first to comment