Sehat di Kebun Singkong Sentul, Menelusuri Tapioka hingga Onggok dan Opak

Bersepeda melintasi jemuran gaplek yang dirintis di Kampung Singkong Sentul (Ist3).

Bogor, Kabarpangan.com – Kawasan Sentul, Bogor, dulunya merupakan sentra produksi singkong yang belakangan mulai berkurang. Masih ada segelintir kebun singkong rakyat atau memanfaatkan lahan yang belum dialihfungsikan.

Jadi apa yang bisa membuat sehat di kebun singkong? Olahraga dengan jalan di kebun singkong memberikan pengalaman tersendiri. Demikian juga menapaki jalur yang mendaki atau menurun dengan udara yang segar pasti membuat sehat. Inilah yang dirintis Kampung Singkong Sentul (Kastel) bersama Masyarakat Singkong Indonesia (MSI) Bogor Raya mempromosikan olahraga dan wisata seputar singkong di kawasan Sentul, Bogor, Jawa Barat. Tepatnya di Kampung Pasir Kakapa, Desa Pasir Laja, Kecamatan Sukaraja yang mudah diakses dari terusan samping Tol Sentul Selatan.

Selain berkebun, masih ada yang mengolah singkong menjadi tapioka. Sejak tahun 1940-an, Bogor merupakan salah satu produsen tapioka (lebih dikenal dengan aci atau kadang disebut sagu). Keunggulan kualitas tapioka asal Bogor ini sudah diakui dan teruji. Salah satunya adalah pempek Palembang menjadi lebih enak dan gurih jika menggunakan tapioka Bogor.

“Pempek yang enak itu kalau pakai tapioka dari Bogor, bukan dari Lampung atau daerah lainnya,” kata Susanto, pemilik sejumlah gerai Pempek Seorang Sahabat.

Sebagaimana lahan singkong yang merosot, Bogor pernah memiliki ratusan pabrik tapioka rakyat yang sekarang bisa dihitung dengan jari. Jangan heran jika melintasi perkampungan di sekitar Sukaraja atau Babakan Madang, ada banyak gudang-gudang lama dan bekas jemuran bambu yang dibiarkan beberapa tahun terakhir.

“Lebih banyak pabrik tapioka yang berhenti dibandingkan yang bertahan. Umumnya yang bertahan pun tidak poduksi setiap hari,” kata Yusuf R, salah satu pengurus MSI Bogor Raya.

Namun, masih ada yang bertahan di tengah himpitan bahan baku dan harga yang semakin tidak bersaing. Apalagi kalau dihantam dengan tapioka impor.

Menelusuri produksi tapioka bisa menjadi salah satu alternatif wisata tersendiri dan sekaligus sarana mengisi kejenuhan. Mirip wisata edukasi dan sekaligus berolahraga karena bosan kerja dari rumah (work from home/WFH) selama pandemi Covid-19 serta butuh pikiran lebih fresh dan tenang.

“Jadi di sini lengkap dari olahraga, wisata, dan menambah pengetahuan. Aksesnya pun dekat di sekitar pintu tol Sentul Barat. Dari anak-anak hingga orang tua bisa jalan-jalan menikmati kebun singkong, tubuh jadi bugar, dan menambah wawasan,” kata Fahrudin, salah satu anggota Kastel yang sering menjemur singkong menjadi gaplek.

Selain tapioka, pengunjung juga bisa melihat onggok atau ampas tapioka yang jadi bahan baku saus. Sejumlah ibu-ibu masih produksi kuliner tradisional seperti opak, seyong, dll.

Bagi yang berminat mencoba jalur wisata olahraga singkong tersebut bisa menghubungi Kastel (081288064545) untuk mengetahui rincian dan paket yang ditawarkan, sekaligus memastikan guide-nya untuk mendampingi para pengunjung. Dipastikan bahwa standar protokol kesehatan menjadi prioritas (terutama 3M: memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan) sehingga untuk sementara hanya meladeni kunjungan kelompok antara 5-8 orang. [KP-03]
kabarpangan.com || kabarpangan.id@gmail.com

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*