
Jakarta, Kabarpangan.com – Pandemi Covid-19 merupakan momentum yang menguji, mengajarkan dan mengasah rakyat Indonesia. Kondisi saat ini menjadi pelajaran penting bagi semua elemen di Indonesia, seperti memperkuat kepublikan, kemandirian, dan mempererat soliditas bangsa.
Demikian disampaikan Menteri Sekretaris Negara Pratikno ketika menjadi keynote speaker dalam acara Renungan HUT Kemerdekaan RI ke-76 di Jakarta, Rabu (18/8/2021). Kegiatan tersebut digelar organisasi alumni Kelompok Cipayung yang dihadiri pendiri Kelompok Cipayung Akbar Tanjung dan para Pimpinan Nasional Forum Alumni Kelompok Cipayung seperti dari Korps Alumni HMI (KAHMI), Ikatan Alumni PMII (IKA PMII), Persatuan Alumni GMNI (PA GMNI), Forum Komunikasi Alumni PMKRI (Forkoma PMKRI) dan Perkumpulan Senior GMKI (PS GMKI).
Pratikno menjelaskan pembelajaran dari pandemi Covid-19 yakni meneguhkan kepublikan bangsa Indonesia yang sangat jauh lebih penting dari urusan keprivatan atau pribadi. Ungkapan No-one is safe until everyone is safe sangat tepat untuk memperjelas pentingnya kepublikan. Dalam konteks Indonesia, komitmen kepublikan itu ditunjukkan dengan perlunya gotong royong, semangat koperasi dan berbagai hal lainnya yang digerakan secara bersama-sama.
“Tidak bisa lagi mengatasi pandemi dengan hanya mengandalkan langkah-langkah privat atau pribadi. Ini mempertegas konsep publik atau umat yang diperlukan dalam penyelesaian secara bersama-sama,” ujarnya.
Dia juga menekankan bahwa pandemi Covid-19 juga memberi pelajaran pentingnya kemandirian bangsa. Kondisi krisis tersebut mengharuskan setiap bangsa-bangsa di dunia mampu mengatasi persoalan pangan, obat-obatan, dan vaksin. Sejalan dengan itu, Pratikno juga menegaskan pentingnya soliditas bangsa untuk menghadapi dan mengatasi persoalan atau krisis bangsa. Komitmen dan kebersamaan semua pihak sangat diharapkan karena wabah Covid-19 juga menyebar dengan begitu cepat.
Ketua Umum IKA PMII Ahmad Muqowam sangat sepakat pentingnya kebersamaan seluruh elemen bangsa agar bisa mengatasi kondisi pandemi. Untuk itu, pemerintahan Joko Widodo memiliki wewenang dan tanggung jawab dalam menggerakkan pemerintahan pusat dan daerah beserta segenap elemen masyarakat Indonesia.
Hal senada juga disampaikan Ketua Umum PA GMNI Ahmad Basarah bahwa alumni Kelompok Cipayung sangat mendukung pemerintahan Joko Widodo untuk mengambil segala langkah terbaik bagi bangsa dan rakyat Indonesia. Presiden Joko Widodo mempunyai basis legalitas dan legitimasi yang kuat untuk melakukan segala hal yang terbaik dalam melindungi bangsa dan segenap tumpah darah Indonesia, termasuk dari ancaman pandemi Covid-19.
“Inilah momentum yang tepat bagi bangsa Indonesia untuk membuktikan jiwa gotong royong sebagai intisari Pancasila,” ujar Basarah yang juga Wakil Ketua MPR itu.
Koordinator Presidium Majelis Nasional KAHMI Viva Yoga Mauladi dan Ketua Umum Forkoma PMKRI Hermawi Taslim memberikan apresiasi atas pandangan yang disampaikan Pratikno terkait soliditas dan kemandirian bangsa. Hal tersebut menunjukkan pentingnya kedaulatan bangsa Indonesia sehingga bisa mengatasi berbagai persoalan di dalam negeri. Semangat soliditas itu sudah ditumbuhkan dalam semua organisasi Kelompok Cipayung yang dideklarasikan pada 22 Januari 1972.
Ketua Umum PS GMKI Febri Calvin Tetelepta menegaskan Kelompok Cipayung menjadi salah satu bagian penting dalam memperkuat soliditas tersebut. Hal itu terlihat dengan jelas dalam sikap dan tindakan yang sudah dilakukan pemerintahan Joko Widodo.
Dalam kesempatan itu, Akbar Tanjung secara khusus menegaskan Kelompok Cipayung sebagai miniatur Indonesia hendaknya senantiasa tetap dalam koridor dan semangat Indonesia yang Dicita-citakan. “Semangat Kelompok Cipayung senantiasa tetap dijaga dan diwariskan kepada generasi penerus serta menjadi cerminan bagi semua elemen bangsa Indonesia,” ujar mantan Ketua Umum PB HMI yang pernah menjabat sebagai Menteri Sekretaris Negara ini. [KP-02] kabarpangan.id@gmail.com
Be the first to comment