Polres dan Pemkab Cianjur Akan Koordinasi HET dengan Peternak dan Distributor

Ilustrasi daging ayam.

Cianjur, KP – Kepolisian Resor (Polres) Cianjur, Jawa Barat, akan memanggil peternak dan distributor daging ayam untuk menentukan harga eceran tertinggi (HET) untuk mengantisipasi kenaikan harga setiap menjelang libur keagamaan dan tahun baru.

Kapolres Cianjur AKBP Soliyah, Selasa (2/1), mengatakan setelah evaluasi dan monitoring secara berkala, kenaikan harga telur dan daging ayam sulit dibendung hingga saat ini karena permasalahannya ada di peternak dan distributor. “Dari survei tersebut, kami akan menjadikannya sebagai bahan kajian ke depan agar bisa diantisipasi sedini mungkin. Kami akan memanggil peternak dan distributor untuk menentukan harga tertinggi saat peringatan hari besar keagamaan atau tahun baru,” katanya.

Hal tersebut, ungkap dia, agar tidak terulang kembali di kemudian hari dan warga dapat tenang menghadapi perayaan hari besar keagamaan setiap tahunnya. Sedangkan penjual yang membandel, tidak hanya mendapat teguran, tetapi sanksi tegas akan dikenakan.

Sementara itu, Wakil Bupati Cianjur Herman Suherman mengatakan pihaknya melalui Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan masih mengkaji biaya produksi agar peternak tidak lagi berdalih menaikkan harga pada waktu tertentu.

“Masih dalam kajian, biaya produksi, nanti akan ditetapkan harganya, keuntungan wajar maksimal 10 sampai 15 persen. Kami akan mengacu pada ketentuan tersebut, jika ada yang melanggar akan dikenakan sanksi,” katanya.

Memasuki hari kedua awal tahun 2018, harga daging dan telur ayam di pasar tradisional di Cianjur, masih tinggi. Daging ayam masih bertahan Rp 34 ribu per kilogram dan telur ayam masih bertahan Rp 26 ribu per kilogram.

“Per hari ini, harga daging ayam sudah mulai turun, namun harga telur sejak satu pekan terakhir, masih bertahan Rp 26 ribu. Harapan kami harga di tingkat peternak dan distributor normal, karena ketika harga meroket kami juga yang rugi,” kata Andri Wily pedagang ayam di Pasar Induk Pasir Hayam seperti ditulis Antara.

Indramayu
Secara terpisah, harga telur ayam negeri di pasar Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, memasuki awal tahun masih termasuk tinggi sekitar tembus Rp 27 ribu per kilogram. “Harganya naik lagi, kemarin saya jual Rp 26 ribu, tapi sekarang per kilogram menjadi Rp 27 ribu,” kata seorang pedagang sembako di pasar baru Indramayu, Umiyati, Selasa.

Kenaikan harga telur sudah terjadi hampir satu bulan, sebelum Natal dan Tahun Baru, kenaikannya mulai dari Rp 500 sampai saat ini sudah Rp 7.000 untuk per kilogram.

Menurut dia, pasokan dari distributor juga sedang langka, jadi harganya terus naik, padahal banyak yang membutuhkan telur. Selain telur yang ada kenaikan, harga ayam juga sama terus naik. Sebelum Natal harga seperempat kilogram hanya Rp 7.000, tapi saat ini menjadi Rp 9.000. [KP-03]

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*