Manokwari, KP – Papua Muda Inspiratif (PMI) Papua Barat menargetkan 1.000 hektare (ha) lahan pada tahun 2023 untuk pengembangan pertanian yang digerakkan petani milenial.
Ketua PMI Papua Barat Simon Tabuni di Manokwari, Senin (21/11/2022), menjelaskan pada 2022 ini khusus di Manokwari sudah ada 70 ha lahan untuk pengembangan program hortikultura, tanaman pangan dan perkebunan.
“Kalau untuk pengembangan hortikultura kita sudah ada cabai beserta sayur-sayuran. Sedangkan tanaman pangan ada jagung dan perkebunan ada kopi,” ujar Simon.
Pengembangan lahan itu dilakukan dengan cara kolaborasi bersama Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kementerian Pertanian (BPTP Kementan)serta Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan). BPTP sendiri sekarang bertransformasi menjadi Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Kementan.
Perintis toko sayuran Anggi Mart Manokwari ini menyebut target 1.000 ha lahan pengembangan pertanian pada 2023 mendatang terdapat di seluruh wilayah Papua Barat. “Kalau 70 hektare yang dikembangkan saat ini adanya di Manokwari khususnya di daratan Warpramasi (Distrik Warmare, Prafi, Masni dan Sidey),” ujarnya.
PMI disebut Simon merupakan langkah cepat atau inisiatif dari terbitnya Inpres Nomor 9 Tahun 2020 tentang Percepatan Pembangunan Kesejahteraan Papua dan Papua Barat yang berfokus pada pengembangan kreatifitas dan inovasi anak muda. Pihaknya memiliki lima program besar yakni usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), industri kreatif, pertanian perikanan dan peternakan, sosial budaya, pendidikan budaya serta pendirian Papua Youth Creative Hub (PYCH).
Sementara itu, kolaborasi PMI, pihak swasta dan para ulayat (masyarakat) juga sudah berjalan di Distrik Kebar Timur, Kabupaten Tambrauw, Papua Barat. Tanam perdana jagung yang dilakukan sejak 1 Juli 2022 lalu sudah dipanen bertahap sejak akhir Oktober 2022.
Model
Olan Sebastian selaku Pjs Direktur Pengembangan PT Alamindo Lestari Sejahtera (ALS), yang menjadi mitra PMI dan ulayat (masyarakat), mengatakan kemitraan yang dibangun telah berjalan baik. Sekalipun tahap awal masih pada komoditas jagung, namun akan berkembang pada komoditas lain.
“Kemitraan ini akan menjadi tulang punggung dalam pengembangan food estate, khususnya di Papua Barat. Setelah Kebar Timur di Kabupaten Tambrauw, lalu Bomberay di Kabupaten Fakfak, dilanjutkan dengan beberapa kabupaten lainnya,” jelas alumnus Institut Pertanian Bogor (IPB) ini.
Dikatakan, pada Selasa (22/11/2022) sudah dilakukan rapat koordinasi dengan organisasi perangkat daerah (OPD) Provinsi Papua Barat bersama jajaran BSIP pimpinan Prof Dr Aser Ruow. “Penanaman jagung di Distrik Bomberay, Fakfak seluas 400 ha juga akan menjadi model kerja sama antara PMI, pemerintah daerah (Pemda) dengan mitra swasta Alamindo,” jelasnya.
Simon mengakui bahwa kemitraan yang dibangun tersebut bisa menjadi model untuk diduplikasi ke semua wilayah. Hal itu karena kolaborasi bersama ini sangat baik dalam transfer pengetahun dan teknologi.
Daud Amnan yang juga Koordinator PMI Kebar Timur menambahkan masyarakat dan kaum muda yang terlibat dalam program pertanian jagung ini tidak saja mendapatkan penghasilan, tetapi juga pendampingan. “Banyak yang merasakan manfaatnya dan pola seperti ini perlu terus dikembangkan,” ujar jebolan Universitas Papua, Manokwari ini. [AF/KP]
Be the first to comment