Pemerintah Dorong Sorgum Jadi Pangan Alternatif

Ilustrasi panen sorgum.

Jakarta, Kabarpangan.com – Kementerian Pertanian(Kemtan) pada tahun 2020 meluncurkan program bantuan benih pangan alternatif. Salah satu pangan alternatif itu adalah tanaman sorgum.

“Sorgum salah satu tanaman yang akan kita alokasikan bantuan benih karena tanaman ini banyak manfaatnya,” kata Direktur Serealia, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementan, Bambang Sugiharto di Jakarta, baru-baru ini.

Salah satu upaya yang dilakukan adalah mendorong adanya sentra sorgum di Desa Raji, Kecamatan Demak, Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Petani di Desa Raji Kabupaten Demak sudah turun temurun puluhan tahun menanam sorgum. Secara total, luas budidaya sorgum se Kabupaten Demak sebesar 80 hektare dan benih sorgum yang ditanam yakni varietas lokal dengan umur panen hingga 3 bulan.

Sedangkan di Lamongan, Jawa Timur, salah satu pelaku usaha yang giat membudidaya sorgum adalah Rumah Sorgum Indonesia. Unit usaha yang berdomisili di Kecamatan Babat, Lamongan ini dimulai pada tahun 2016 dan pada tahun 2019 mendapatkan ijin resmi dari pemerintah daerah Kabupaten Lamongan.

Menurut Esti Faizah, seorang penyuluh yang juga aktif di Rumah Sorgum, berdirinya unit usaha ini dilatar belakangi melimpahnya produksi biji sorgum di wilayah tersebut.

“Saat panen raya biasanya harganya anjlok, karena petani hanya jual bentuk biji saja, trus muncullah ide kami mengolahnya jadi pangan lokal sehat biar meningkat nilai ekonomisnya,” tutur Esti.

Perlu diketahui harga sorgum segar sekitar Rp 2.500 sampai Rp 3.000 per kg. Apabila diolah menjadi produk makanan tentu punya nilai tambah lagi. “Di rumah sorgum, banyak produk olahan yang kami hasilkan. Ada kue sorgum, sirup, beras sorgum, kemplang, madumongso, mie sorgum, banyak olahan lain lagi,” ujar Esti.

Dalam usahanya, Rumah Sorgum menggandeng UMKM dengan mayoritas anggota adalah kaum ibu petani/kelompok tani wanita di wilayah Lamongan. “Lumayan, bisa buat tambahan bantuin pendapatan keluarga mereka selain bercocok tanam,” kata Esti.

Selain mendapatkan dukungan dari Kemtan dan Dinas Pertanian, dukungan juga muncul dari Dinas Perdagangan dan Perindustrian Lamongan untuk memfasilitasi gratis ijin usaha, dapat menitipkan produk olahan di showroom. Selain itu juga ada sertifikat halal oleh MUI yang difasilitasi Dinas Koperasi Kabupaten Lamongan.

“Saya mengucapkan terimakasih kepada Kementan, karena kami dapat meraih juara 1 inovasi teknologi yang di gelar Pemda Lamongan,” ujar Esti

Esti konsisten mendampingi perkembangan Rumah Sorgum Indonesia mulai dari awal merintis hingga besar seperti sekarang. “Saya berharap Rumah sorgum indonesia menjadi icon pangan sehat dan dikenal masyarakat secara luas, sehingga produk-produknya bisa dibeli masyarakat dan otomatis bisa meningkatkan pendapatan petani dan mendorong petani terus membudidayakan sorgum secara luas” pungkas Esti.

Manfaat
Perlu diketahui sorgum atau yang dikenal dgn nama latin (Sorghum bicolor (L.)Moench pada tahun 1970 sudah mulai banyak di budidaya kan di Indonesia. Tercatat ada sekitar 15 ribu hektar tersebar di Jawa, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT) hingga saat ini.

Hampir seluruh bagian tanaman sorgum, seperti biji, tangkai biji, daun, batang dan akar, dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku industri. Mulai menjadi makanan seperti sirup, gula, kerajinan tangan, pati, biomas, bioetanol dan tepung pengganti terigu dan lainnya.

Kepala Seksi Intensifikasi Jagung dan Serealia Lain, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kemtan, Ahmad Yusuf mengatakan daerah penghasil sorgum dengan pola pengusahaan tradisional terdapat di daerah Purwodadi, Pati , Demak, Wonogiri, Gunung Kidul, Kulon Progo, Lamongan, Bojonegoro,
Tuban dan Probolinggo

“Tahun 2020 sudah kita alokasikan 5.000 hektar. Ini bukti keseriusan kami mengembangkan sorgum,” kata dia.

Menurut Yusuf, yang menarik dari sorgum adalah tidak adanya kandungan gluten seperti tepung terigu. Dengan demikian, komoditas pangan ini tentu banyak yang cari karena sekarang sudah banyak yang beralih ke trend hidup sehat dengan diet gluten seperti di Eropa dan Jepang.

“Sorgum yang kaya kandungan niasin, thiamin, vitamin B6, juga zat besi, dan mangan ini patut untuk terus dikembangkan sebagai pangan alternatif yang menyehatkan,” terangnya. [KP-05]

kabarpangan.com // kabarpangan.id@gmail.com

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*