Bogor, Kabarpangan.com – Tapioka tentu sudah sangat akrab dengan semua masyarakat Indonesia. Tepung yang diolah dari pati singkong tersebut telah menghiasi semua dapur di Indonesia, bahkan masyarakat dunia. Belakangan Thailand, Nigeria, Vietnam, dan bahkan Kamboja menjadi kampiun dan eksportir tapioka global.
Jika di Jawa Tengah ada sentra tapioka yakni Pati, maka di Jawa Barat, tepatnya Bogor, sudah memproduksi tapioka sejak tahun 1940-an. Bangunan tua di simpang Pomad-Ciluar dan Jl Raya Bogor menjadi saksi bahwa tapioka Bogor sudah berkembang. Saat itu, kawasan Sentul menjadi pemasok singkong ke beberapa penggilingan rakyat dan kemudian tapioka dijual ke pengepul atau distributor yang diberi beragam merek yang kita kenal sekarang.
Kini, masih ada tersisa penggilingan atau pabrik tapioka rakyat yang lebih dikenal dengan produsen aci atau kadang disebut sagu. Demikian juga segelintir kebun singkong yang memanfaatkan sisa-sisa lahan sebelum dialihfungsikan.
Jadi bagaimana wisata dan olahraga terkait dengan singkong dan tapioka? Berjalan melintasi kebun singkong memberikan pengalaman tersendiri. Demikian juga menapaki jalur yang mendaki atau menurun dengan udara yang segar pasti membuat sehat.
Inilah yang dirintis Kampung Singkong Sentul (Kastel) bersama Masyarakat Singkong Indonesia (MSI) Bogor Raya mempromosikan olahraga dan wisata seputar singkong dan tapioka di kawasan Sentul, Bogor, Jawa Barat. Tepatnya di Kampung Pasir Kakapa, Desa Pasir Laja, Kecamatan Sukaraja yang mudah diakses dari terusan samping Tol Sentul Selatan.
Selain olahraga, kejayaan tapioka Bogor juga masih bisa dilihat di beberapa produsen yang ada di Kampung Singkong Sentul. Keunggulan kualitas tapioka asal Bogor ini sudah diakui dan teruji. Salah satunya adalah pempek Palembang menjadi lebih enak dan gurih jika menggunakan tapioka Bogor.
“Pempek yang enak itu kalau pakai tapioka dari Bogor, bukan dari Lampung atau daerah lainnya,” kata Susanto, pemilik sejumlah gerai Pempek Seorang Sahabat, belum lama ini.
Menelusuri produksi tapioka bisa menjadi salah satu alternatif wisata tersendiri dan sekaligus sarana mengisi kejenuhan. Mirip wisata edukasi dan sekaligus berolahraga karena bosan kerja dari rumah (work from home/WFH) selama pandemi Covid-19 serta butuh pikiran lebih segar dan tenang.
“Jadi di sini lengkap dari olahraga, wisata, dan menambah pengetahuan. Aksesnya pun dekat dengan pintu tol Sentul. Dari anak-anak hingga orang tua bisa jalan-jalan menikmati kebun singkong, tubuh jadi bugar, dan menambah wawasan,” kata Fahrudin, salah satu anggota Kastel yang sering menjemur singkong menjadi gaplek.
Selain tapioka, pengunjung juga bisa melihat onggok atau ampas tapioka yang dikeringkan sebagai bahan baku saus dan tepung roti. Sejumlah ibu-ibu masih produksi kuliner tradisional seperti opak, seyong, dan enye-enye, sekalipun tidak rutin.
Bagi yang berminat mencoba jalur wisata olahraga singkong tersebut bisa menghubungi Kastel (081288064545) untuk mengetahui rincian dan paket yang ditawarkan, sekaligus memastikan guide-nya yang mendampingi para pengunjung. Dipastikan bahwa standar protokol kesehatan menjadi prioritas (terutama 3M: memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan) sehingga untuk sementara hanya meladeni kunjungan kelompok antara 5-8 orang. [KP-03]
kabarpangan.com || kabarpangan.id@gmail.com
Be the first to comment