MSI: Tetapkan Singkong Sebagai Pangan Strategis Nasional

Peserta FGD dan munas MSI ke-3 di Jakarta.

Jakarta, Kabarpangan.com – Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Masyarakat Singkong Indonesia (MSI) menggelar musyawarah nasional ke-3 di aula Ditjen Pangan, Kementerian Pertanian, Jakarta, Rabu (11/3). Munas didahului dengan focus group discussion (FGD) dan membahas beberapa hal penting dalam pengembangan singkong (ubi kayu) di dalam negeri. Salah satu rekomendasi dari FGD dan Munas tersebut adalah mendesak pemerintah menetapkan singkong sebagai pangan strategis nasional.

“Jika ditetapkan sebagai pangan strategis nasional maka ada perhatian yang serius dan lebih fokus untuk mengembangkan singkong,” demikian bunyi rekomendasi tersebut.

Desakan untuk menjadikan sebagai pangan strategis ini sering disampaikan MSI dalam berbagai kesempatan sebelumnya oleh Ketua Umum DPN MSI periode 2015-2020 Suharyo Husen. Selain itu dia menegaskan pentingnya pengembangan singkong untuk kesejahteraan masyarakat pedesaan dengan pengembangan kluster.

Dalam munas tersebut, sosok Arifin Lambaga dipilih seluruh peserta secara musyawarah untuk menjadi Ketua Umum DPN MSI periode 2020-2025 menggantikan Suharyo Husen. Selain Arifin, nama yang sempat muncul adalah dua peneliti senior yakni Prof Dr Enny Sudarmonowati dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Prof Dr Achmad Subagio dari Universitas Jember. Enny dan Subagio juga cukup lama menggeluti penelitian dan pengembangan singkong dalam negeri.

Suharyo Husen (kiri) dan Arifin Lambaga (kanan)

Sebagai ketua MSI yang baru, Arifin bertekad mengembangkan singkong Indonesia agar semakin banyak diproduksi dan diolah menjadi berbagai produk turunan. Hal itu untuk memenuhi kebutuhan berbaai sektor industri atas tepung singkong atau produk turunan lainnya. Di sisi lain, sekaligus meningkatkan ekspor produk turunan singkong.

“Potensi singkong sangat besar untuk konsumsi dan bahan baku industri. Saat bekerja di pabrik kayu lapis pada era 1980-an, tapioka sangat diperlukan untuk memperkuat produksi kami. Untuk memenuhi pasar lokal dan ekspor, berbagai produk turunan singkong itu harus mempunyai standard dan kualitas yang bagus.” jelas Arifin.

Dia berharap semua pihak serius memberi perhatian pada singkong karena mempunyai potensi yang besar. Apalagi, dalam rekomendasi yang diberikan diatas juga menegaskan pentinya singkong sebagai pangan strategis.

Rekomendasi dari FGD yang digelar MSI dihadiri oleh beberapa nara sumber, seperti Prof Dr Enny Sudarmonowati, Prof Dr Achmad Subagio, dan Gatut Sumbogodjati selaku Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan dari Kementerian Pertanian, lalu Prof Wani Hadi Utomo yang juga Project Leader Kerja Sama Balitkabi-Universitas Brawijaya, dan CIAT. Dalam kesempatan itu juga dilakukan telekonferensi dengan Jonathan Newby selaku CIAT Cassava Program Regional Coordinator for Asia. [KP-03]

kabarpangan.com || kabarpangan.id@gmail.com

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*