
JAKARTA, KP – PT Pupuk Indonesia (Persero) mengajak seluruh petani singkong segera mendaftarkan diri dalam Elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok Tani (E-RDKK) terkait pupuk bersubsidi. Sementara itu, Masyarakat Singkong Indonesia (MSI) segera menggelar koordinasi hulu-hilir dari petani hingga pabrik tapioka untuk mengoptimalkan potensi singkong di Lampung.
Dalam keterangan tertulisnya, Rabu (12/3/2025), MSI yang sudah berdiri secara nasional sejak 15 tahun lalu itu mendorong koordinasi berbagai pihak untuk menopang produksi singkong dan industri pengolahannya. Hal ini sebagai tindak lanjut atas sikap MSI pada akhir Januari lalu ketika memberikan masukan atas kondisi singkong di Lampung. Saat itu MSI dengan tegas mendorong semua pihak untuk menyelamatkan industri singkong di Lampung.
Baca : Ketua Satgas Pangan: Rafaksi Singkong Harus Ada Kriteria dan Detail
Sikap yang pernah disampaikan Ketua Umum MSI Arifin Lambaga dan Sekjen Heri Soba bahwa perlu adanya koordinasi semua pihak untuk mengatasi singkong di Lampung dan Indonesia secara umum. MSI juga mengusulkan sejumlah solusi dalam jangka pendek dan jangka panjang.
Berangkat dari konsidi singkong di Lampung maka MSI juga mendorong perlunya koordinasi dari para pihak yang terkait dari daerah hingga pusat untuk mencari solusinya.
“Sikap MSI jelas bahwa semua pihak dari hulu hingga hilir terkait singkong dan pengolahannya harus mempunyai visi dan komitmen bersama. Apalagi pemerintah pusat saat ini mempunyai perhatian yang besar karena sudah masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional atau RPJMN,” kata Helmi Hasanudin dari MSI.
MSI menyadari ada banyak persoalan dan tantangan dalam persingkongan di Indonesia yang harus diatasi satu per satu. Namun, kebersamaan semua pihak sangat diperlukan mulai dari petani/produsen, pelaku usaha (pengepul), pabrik tapioka, distributor pupuk, pemerintah daerah/dinas terkait, akademisi/peneliti dan pihak terkait lainnya.
“Kebersamaan dan saling memahami sangat diperlukan untuk membangun kepercayaan atau trust. Inilah kelebihan industri singkong di negara lain. Setelah itu baru dirunut skala prioritasnya,” ujar Heri.
Baca : Bersama Petani, IPB University dan MSI Bahas Rantai Nilai Singkong
Salah satu dari sejumlah tantangan yang perlu diatasi adalah meningkatkan produktivitas singkong. Hal ini bisa dimulai dengan mendorong kemudahaan akses pupuk bagi petani. Untuk itu, MSI memberi apresiasi atas kebijakan pemerintah yang memasukkan singkong sebagai penerima pupuk subsidi yang sebelumnya dicabut sejak tahun 2022 lalu.
Sebelumnya, PT Pupuk Indonesia (Persero) mengajak seluruh petani singkong segera mendaftarkan diri dalam Elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok Tani (E-RDKK) pada tanggal 6 hingga 18 Maret 2025 agar dapat segera menebus pupuk bersubsidi.
Baca : Tekan Impor, Kementan-Kadin Sinergi Hilirisasi Kelapa, Singkong dan Tebu
Sekretaris Perusahaan Pupuk Indonesia, Wijaya Laksana menyatakan singkong dalam Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 4 Tahun 2025 tercatat sebagai komoditas penerima pupuk bersubsidi, bersama sembilan komoditas lainnya, yaitu padi, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, bawang putih, tebu rakyat, kakao, dan kopi.
Dia berharap petani singkong segera mendaftarkan diri dalam E-RDKK melalui Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) atau Balai Penyuluh Pertanian (BPP) setempat agar penyaluran bisa segera direalisasikan. [KP-03]
Be the first to comment