
JAKARTA, KP – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, penyaluran anggaran ketahanan pangan 2025 sebesar Rp 155,5 triliun. Nilai itu merupakan angka sementara dan lebih tinggi dari tahun lalu sebesar Rp 114,3 triliun.
“Alokasi anggaran ketahanan pangan untuk mendorong produktivitas pertanian maupun perikanan, mendukung rantai pasok pangan, memastikan ketersediaan pangan bagi masyarakat, serta meningkatkan nilai tukar petani dan nilai tukar nelayan,” kata Sri Mulyani dalam Instagram @smindrawati di Jakarta, Jumat (28/3/2025).
Bila dirinci, alokasi ketahanan pangan dari sisi produksi digunakan untuk subsidi pupuk sebanyak 9,5 juta ton, cetak sawah (ekstensifikasi) 225 ribu hektare, intensifikasi 80 ribu hektare, serta alat dan mesin pertanian (alsintan) prapanen 77,4 ribu unit. Dari sisi distribusi dan cadangan pangan, anggaran digunakan untuk jalan usaha tani 102 kilometer, pembangunan/peningkatan sarana dan prasarana di 63 pelabuhan perikanan, koperasi Desa Merah Putih, Cadangan Pangan Pemerintah (CPP), serta penguatan badan usaha bidang pangan.
Sementara dari sisi konsumsi, anggaran digunakan untuk bantuan pangan, bantuan sembako, Gelar Pasar Murah (GPM), serta Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). “Semoga dengan upaya ini kita bisa merealisasikan swasembada pangan serta meningkatkan kesejahteraan para petani dan nelayan secara bersamaan,” tutur Sri Mulyani.
Sebelumnya, Pemerintah mengalokasikan anggaran senilai Rp 16,6 triliun untuk Perum Bulog membeli beras/gabah dari petani pada tingkat harga yang ditetapkan. Pendanaan itu seiring dengan penunjukan Perum Bulog sebagai Operator Investasi Pemerintah (OIP), sebagaimana yang tertuang dalam Surat Menteri Keuangan Nomor S-38/MK.5/2025, dan bertujuan untuk memastikan ketahanan pangan nasional.
Adapun alokasi anggaran untuk Bulog itu diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 19 Tahun 2025.
Secara terpisah, industri agro dalam negeri mendapat suntikan modal secara agregat senilai Rp 206,3 triliun pada 2024. Pemerintah menilai suntikan modal ini berarti investor meyakini prospek jangka panjang industri agro RI.
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, investasi senilai Rp 206,3 triliun itu terdiri dari suntikan modal asing senilai Rp 126 triliun dan modal dalam negeri Rp 80,4 triliun.
“Realisasi investasi di sektor agro juga menunjukkan pertumbuhan yang menggembirakan, dengan total investasi mencapai Rp206,3 triliun,” ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat.
Untuk diketahui, industri agro adalah industri pengolahan yang memanfaatkan hasil pertanian sebagai bahan baku atau produk, yang digunakan dalam usaha pertanian. Contoh industri agro, antara lain industri hasil hutan dan perkebunan, industri makanan, hasil laut dan perikanan, dan industri minuman dan tembakau.
Selain capaian investasi, Menperin juga memaparkan, industri agro mampu tumbuh 5,2%. Sektor ini berkontribusi sebesar 8,89% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional pada 2024. Porsi tersebut menunjukkan peran vital sektor industri agro dalam struktur ekonomi nasional. Utamanya, melalui sektor pengolahan non-migas yang menyumbang hingga 51,81%. Ditambah lagi, sektor ini mampu menyerap sebanyak 9,37 juta tenaga kerja. [PR/KP-03]
Be the first to comment