Jangkrik Pangan Alternatif yang Bergizi dan Kaya Protein

Jangkrik siap dikonsumsi (Ist)
Jangkrik siap dikonsumsi (Ist)

Bogor, Kabarpangan.com – Jangkrik merupakan salah satu pangan alternatif yang bisa menambah nilai gizi dan kaya akan protein serta memiliki nilai ekonomi cukup menjanjikan.
“Sebetulnya jangkrik bisa dijadikan olahan pangan asal pengolahannya baik dan berlabel dan kita bisa membawanya ke pasar yang luas,” kata pakar sistem integrasipPeternakan dari IPB Unversity Prof Asnath M Fuah dalam keterangan tertulis di Bogor, Rabu (12/8/2020).

Dia mengatakan selama ini seringkali masyarakat memandang sebelah mata terhadap beberapa satwa yang terlihat seperti hama atau menjijikkan. Padahal, di balik itu terdapat banyak manfaat di antaranya jangkrik yang bisa mendongkrak nilai ekonomi.

Baca : Platform iPangan Dorong Korporasi Pertanian

Saat ini masyarakat Indonesia lebih mengedepankan penggunaan jangkrik sebagai pakan unggas. Padahal, dengan pemasaran yang baik dan produksi pangan menggunakan tepung jangkrik akan lebih diminati oleh pasar.
Dengan permintaan yang tinggi untuk pakan unggas, pemasok jangkrik belum memenuhi sehingga usaha budi daya jangkrik dinilai memiliki potensi ekonomi yang bagus. Terutama budidaya jangkrik jenis kliring, cendawang dan kalung yang memiliki produktivitas tinggi. Selain itu, pemeliharaannya mudah serta ramah lingkungan.

Baca : Gula PTPN Mulai Tembus Ritel Lokal

Senada dengan itu, pakar nutrisi ternak Fakultas Peternakan IPB University Prof Dewi Apri Astuti mengatakan penggunaan tepung jangkrik juga berguna bagi ternak ruminansia dengan kondisi kelahiran tertentu serta pada masa kehamilan.

Saat ini peternak lebih sering menggunakan bungkil kedelai dan tepung ikan yang masih diimpor. Padahal, dengan penambahan tepung jangkrik nilai gizinya pun tidak berbeda, katanya. Ia mengatakan hasil riset juga mengungkapkan bahwa ternak kambing dalam masa kehamilan setelah diberi pakan tepung jangkrik menunjukkan perbaikan nilai gizi dalam darah. Selain itu, pada kambing jantan kualitas spermanya pun menjadi lebih baik.
“Namun, pemberian tepung jangkrik sebagai pengganti susu maupun pakan bagi ternak hanya bersifat sementara saja,” ujarnya.

Memiliki kandungan protein tinggi (Ist)

Terkait usaha budi daya jangkrik, staf pengajar Fakultas Peternakan IPB University Dr Yuni Cahya Endrawati mengatakan ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh peternak jangkrik yaitu kondisi lingkungan terutama suhu dan kelembaban. Sebab, tempat budi daya harus sama dengan habitat aslinya. Selain itu, tipe opositor pada tubuh tiap jenis jangkrik harus diperhatikan karena akan menentukan manajemen penetasannya.
Perbandingan antara beberapa jenis jangkrik yang dibudidayakan di Indonesia menunjukkan bahwa karakteristik jangkrik bimaculatus atau kalung memiliki keunggulan yang berbeda, baik dari umur hingga kandungan nutrien lebih baik.

Baca : Jokowi Ungkap Alasan Prabowo Pimpin Lumbung Pangan Kalteng

Walaupun jangkrik jenis mitratus memiliki penetasan yang lebih tinggi, karakternya yang lincah membutuhkan penanganan agak sulit. Jadi inilah alasan mengapa bimaculatus lebih unggul.

Sementara itu, Ahmad Anwari Ketua Kelompok Ternak Jangkrik Perwira Bekasi mengatakan budi daya jangkrik selain menguntungkan juga tidak memerlukan halaman yang luas.
“Pakan pendamping pun sangat mudah didapatkan seperti daun pisang maupun rerumputan yang berkadar air tinggi,” kata dia. [KP-04]

kabarpangan.com || kabarpangan.id@gmail.com

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*