Indramayu Jadi Percontohan Layanan Kewirausahaan Petani

Ilustrasi lahan pertanian yang dipadu dengan peternakan.

Indramayu, KP – Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bersinergi mendorong wirausaha petani melalui layanan kewirausahaan petani dan digitalisasi sistem pertanian (LKP-DSP) di Kabupaten Indramayu. Untuk itu, Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno meresmikan Kecamatan Sliyeg, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, sebagai proyek percontohan layanan LKP-DSP tersebut.

Dalam kunjungan kerja di Sliyeg, Indramayu, Kamis, Rini mengatakan program LKP-DSP ini akan diterapkan di sebelas wilayah di Jawa Barat, antara lain Indramayu, Karawang, Majalengka, Ciamis, dan Cianjur. “Presiden memang meminta kami BUMN untuk mendorong kewirausahaan para petani. Total ada sebelas titik yang kami targetkan di Jawa Barat ini. Pilot project pertama di Indramayu, Kecamatan Sliyeg,” kata Rini.

Rini menjelaskan program LKP-DSP diharapkan dapat mengatasi berbagai masalah yang dihadapi petani, seperti usaha skala kecil, daya tawar petani lemah, serta insentif yang tidak tepat, tidak berkelanjutan dan tidak cukup. Penerapan digitalisasi sistem pertanian yang telah diluncurkan sejak Maret 2017 ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas petani.

Dalam keterangan tertulisnya disebutkan digitalisasi sistem pertanian oleh kelompok tani (poktan) diinisiasi PT Telkom bekerja sama dengan pemerintah daerah melalui empat siklus tahap yaitu pratanam, tanam, panen dan pascapanen.

Dalam pratanam diterapkan asuransi usaha tani dan kredit usaha rakyat yang merupakan wujud sinergi PT Jasindo, PT Askrindo dan Himpunan Bank Negara (Himbara). Untuk tahap tanam dengan penyediaan benih, distribusi pupuk, dan pendampingan merupakan wujud sinergi PT Pupuk Indonesia, PT Pertani, PT SHS, dan PT PNM. Lalu tahap panen dengan penyimpanan hasil panen dan resi gudang dari PT Pegadaian; serta pasca panen dilakukan penjualan dan distribusi hasil tani dalam sinergi Perum Bulog dan PT Pupuk Indonesia Pangan.

Untuk program kewirausahaan petani Indramayu, Menteri BUMN juga meresmikan Mitra Bumdes Bersama (MBB Sliyeg) yang bekerja sama dengan 14 desa di Kabupaten Indramayu. Keempat belas desa tersebut memiliki lebih dari 60 ribu jiwa dengan luas lahan sebesar 4.000 ha dan hasil produksi padi sebanyak 45 ribu ton per tahun.

MBB Sliyeg membawahi 14 Bumdes (setiap kecamatan) dengan 14 gabungan kelompok tani (gapoktan) yang terdiri atas 127 poktan dan 7 ribu petani. Jenis layanan MBB antara lain pembiayaan kredit usaha rakyat (KUR) atau non KUR, penyaluran pupuk, dan sebagai pasar produk hortikultura dengan pelanggan utama petani dan BUMDes.
“BUMN bersama-sama ikut menjadi pemegang saham dari MBB Sliyeg ini bersama 14 Bumdes. Jadi petani bisa dapat subsidi pupuk dengan Kartu Tani, mengakses pembiayaan KUR. Dengan didukung digitalisasi, nanti kita bisa tau kapan mereka tanam dan panen,” kata Rini.

Seperti diketahui, produksi gabah di Kabupaten Indramayu pada 2017 sebesar 1,8 juta ton, sedangkan konsumsi hanya berkisar 250 ribu ton. Bulog hanya mampu menyerap 200 ribu ton sehingga masih tersisa lebih dari 1 juta ton gabah yang belum terserap. [KP-03]

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*