Harga Cenderung Anjlok, Impor Ayam Harus Ditolak

CEO Etanee Cecep M Wahyudin

Jakarta, Kabarpangan.com – Harga ayam pedaging di tingkat peternak terus bergerak turun dalam tiga tiga pekan terakhir. Penurunan harga ayam tersebut semakin menguatkan upaya menolak kebijakan impor ayam dari Brasil. Untuk itu, Asosiasi Rumah Potong Hewan Unggas Indonesia (Arphuin) menolak keras impor daging ayam Brasil yang berpotensi menghancurkan peternakan unggas rakyat.

Kepala Bidang Hukum dan Humas Arphuin Cecep M Wahyudin menyatakan sejak beberapa bulan lalu, para pelaku perunggasan khawatir terhadap situasi tersebut. Fenomena harga anjlok tersebut menjadi salah satu indikasi awal bahwa impor akan semakin memperburuk perunggasan di Tanah Air.
“Arphuin menolak keras impor daging ayam Brasil,” katanya, Senin (26/8) yang mempertegas sikap Arphuin sejak awal Agustus lalu.

Cecep menjelaskan dengan harga jual ayam yang terus merugi justru menyebabkan para peternak akan jatuh miskin dan terlilit utang. Untuk itu, berbagai langkah harus dilakukan sehingga harga ayam kembali normal dan menjadi tumpuan kehidupan keluarga peternak.

Baca : Logistik Pangan Skala Besar Mulai Terwujud

Seperti diketahui, aksi impor itu merupakan konsekuensi yang harus ditanggung Indonesia lantaran kalah menghadapi gugatan Brasil ke World Trade Organization (WTO) terkait ekspor daging ayam.
Kekalahan Indonesia atas Brasil itu bermula dari gugatan Brasil yang didaftarkan ke WTO pada 2014 lalu. Di dalam gugatan itu, Brasil mengeluhkan penerapan aturan tak tertulis yang dilakukan Indonesia. Aturan tak tertulis itu dianggap menghambat ekspor ayam Brasil ke RI sejak 2009 silam.

Sementara itu, pergerakan harga ayam dalam tiga pekan terakhir terus menurun. Informasi yang diperoleh kabarpangan.com menyebutkan bahwa anjloknya harga terjadi karena oversuplai dan rekayasa afkir (potong siklus day old chicken/DOC) yang berhenti. Sebagai catatan, sewaktu harga ayam anjlok pada beberapa bulan lalu, pemerintah menargetkan afkir sebesar 20-30 persen yang hanya berlangsung hingga 12 Juli 2019.

Gabungan Asosiasi Organisasi Pengusaha Peternak Ayam Nasional (Gopan) semakin khawatir dengan turunnya harga ayam sejak tiga pekan lalu.

Sekretaris Jenderal Gopan Sugeng Wahyudi membenarkan kondisi harga ayam peternak yang mengalami penurunan kembali di sejumlah sentra produksi. Posisi harga ayam saat ini sudah anjlok hingga Rp 15.000 per kiligram (kg), sedangkan biaya pokok produksi mencaapai Rp 18.000 per kg.

Baca : Dibangun Dalam 24 Jam, Restoran D’Colonel Andalkan Ayam Kampung

“Ada indikasi oversuplai tetapi pemerintah enggan mengakui kondisi yang terjadi,” ujarnya.
Di sisi lain, menurut Gopan, pemerintah saat ini belum memutuskan realisasi alokasi impor bibit indukan ayam (DOC GPS) tahun ini. Awalnya, kuota impor berjumlah 787 ribu ekor, namun angka tersebut belum final. Pemerintah juga terus mengkaji seiring adanya potensi koreksi pada tingkat konsumsi daging ayam dalam dua tahun mendatang. [KP-03]

kabarpangan.com // kabarpangan.id@gmail.com

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*