
Surabaya, Kabarpangan.com – Lomba Gemu Fa Mi Re atau Senam Maumere memeriahkan program Minggu Pertanian atau pameran produk pertanian, perikanan, dan peternakan yang digelar Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian di Balai Kota Surabaya, pekan lalu.
“Karena digabungkan dengan lomba Gemu Fa Mi Re ini, akhirnya tambah ramai,” kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya Erna Purnawati saat ditemui di sela-sela acara.
Dia mengatakan Minggu Pertanian kali ini berbeda dari sebelumnya lantaran dimeriahkan oleh lomba Gemu Fa Mi Re atau Senam Maumere dengan pesertanya memakai pakaian yang unik-unik.
Erna mengatakan Minggu Pertanian kali ini memang sengaja digelar berbeda agar warga Surabaya semakin antusias hadir dan membeli berbagai produk yang dipamerkan.
Dia menjelaskan bahwa Minggu Pertanian diikuti sekitar 30 usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dari masing-masing kecamatan. Pameran produk itu dibuka mulai pukul 06.00-10.00 WIB.
“Pada bulan Agustus, ini baru pertama, biasanya kami gelar satu bulan sekali. Kami targetkan transaksi total mencapai Rp 30 juta – Rp 40 juta, itu target semuanya,” katanya.
Selain di Balai Kota Surabaya, lanjut dia, biasanya pameran produk itu juga digelar di kantor DKPP Surabaya dengan banyak anak yang berkunjung. “Ini akan terus digelar untuk mempromosikan hasil produk pertanian,” ujarnya.
Kepala Bidang Pembinaan Olahraga Dispora Surabaya Arief Setia Purwanto mengatakan lomba Gemu Fa Mi Re memang untuk memeriahkan Minggu Pertanian program DKPP.
Dia menjelaskan bahwa peserta yang ikut dalam kompetisi itu dibagi menjadi dua, ada yang per regu dan ada pula per individu “Khusus yang regu sebanyak 64 tim dan yang per individu sebanyak 204 orang,” kata dia.
Nantinya, kata dia, setelah semua peserta tampil, akan dipilih pemenang dari regu dan perorangan. Khusus yang perorangan dipilih beberapa peserta untuk tampil kembali pada babak final, sedangkan yang regu tidak perlu tampil lagi karena tim juri langsung menentukan pemenangnya.
“Nanti para pemenang akan mendapatkan uang pembinaan. Ada pemenang dari regu, perorangan dan tim favorit,” katanya.
Arief menambahkan senam Gemu Fa Mi Re digemari dan populer di Surabaya. Bahkan, di tingkat lansia juga ada program senam Gemu Fa Mi Re . “Jadi, ini sudah lama populer di Surabaya, sehingga bukan hanya semata-mata karena ada kejadian di Papua akhir-akhir ini,” katanya.
Ia juga menjelaskan lomba Gemu Fa Mi Re menunjukkan kepada semua pihak bahwa Surabaya rumah bagi semua orang. “Surabaya sebagai rumah bersama, menjadi tempat dan berkumpulnya beragam adat, budaya, dan suku bangsa yang ada di seluruh Indonesia,” katanya. [KP-05]
kabarpangan.com // kabarpangan.id@gmail.com
Be the first to comment