ROTE NDAO, KP – Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Sakti Wahyu Trenggono menyatakan target produksi garam di Kawasan Sentra Industri Garam Nasional (K-SIGN) yang dibangun di Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT) dapat mencapai lima juta ton.
“Luasan lahan ada 10 ribu hektare jadi seharusnya angka itu cukup untuk produksi sampai lima juta ton,” katanya di Labuan Bajo, Selasa (4/6/2025).
Ia menyampaikan hal tersebut saat melakukan kunjungan langsung ke Desa Warloka Pesisir guna pembangunan Kampung Nelayan Merah Putih didampingi Bupati Manggarai Barat Edistasius Endi dan Staf Ahli Menteri Kelautan dan Perikanan Bidang Ekonomi, Sosial dan Budaya Trian Yunanda.
Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono mengatakan pembangunan K-SIGN di wilayah paling selatan di Indonesia itu dilakukan karena kebutuhan garam di Indonesia saat ini masih didatangkan dari negara luar.
Pembangunan K-SIGN di Kabupaten Rote Ndao, lanjut dia, diharapkan dapat memenuhi kebutuhan garam lokal dalam negeri.
“Jadi akhir 2027, sesuai janji kita kepada Bapak Presiden karena ditugaskan harus swasembada, kita akhir 2027 tidak boleh impor lagi, artinya kita harus mampu memenuhi kebutuhan garam lokal,” ujarnya.
Dia menambahkan Kabupaten Rote Ndao juga dinilai memiliki kualitas garam yang dinilai terbaik berdasarkan uji salinitas dan pengujian laboratorium lainnya. “Tempat terbaik sudah kami temukan di Rote, di situ ada danau yang hasil testing laboratorium tentang salinitas dan lain sebagainya cukup,” katanya.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan Kawasan Sentra Industri Garam Nasional (K-SIGN) yang dibangun di Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT) berpotensi membuka lapangan pekerjaan bagi lebih dari 26.600 orang.
“Saya terus terang sangat kagum dengan potensi wilayah ini, karena saya membayangkan lebih dari 26.600 orang akan bekerja di industri ini,” ujar Trenggono di Rote Ndao, NTT.
Selain menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat setempat, K-SIGN juga berpeluang mendorong dampak perekonomian positif di Kabupaten Rote Ndao.
Trenggono menambahkan, dampak ekonomi tidak hanya terbatas pada pekerja inti K-SIGN, tetapi juga sektor pendukung seperti pedagang, tukang parkir, tukang ikan dan lainnya, yang berpotensi menyerap lebih dari 50.000 tenaga kerja.
Untuk pembangunan K-SIGN di Kabupaten Rote Ndao, pemerintah menyiapkan dana sebesar Rp 2 triliun.
Trenggono menargetkan pembangunan tahap pertama K-SIGN dapat selesai pada tahun ini, sehingga pada awal tahun 2026 sudah bisa berproduksi.
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menetapkan lokasi pembangunan Kawasan Sentra Industri Garam Nasional Tahun 2025-2026 di Kabupaten Rote Ndao, Provinsi Nusa Tenggara Timur dengan luas 10.764 hektare melalui Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2025.[BM/KP/SP]