Food Station Tjipinang Ekspansi Bisnis Bawang Putih

Jakarta – PT Food Station Tjipinang Jaya (Food Station Tjipinang) merambah bisnis bawang putih tahun ini. BUMD pangan milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta tersebut segera mengimpor 10 ribu ton bawang putih. Selanjutnya, Food Station Tjipinang juga akan membudidayakan komoditas hortikultura tersebut di kawasan Jawa Barat (Jabar).

Direktur Utama Food Station Tjipinang Arief Prasetyo Adi mengatakan, impor dilakukan bertahap yang mana 10 kontainer pertama dijadwalkan masuk Indonesia sekitar Juli 2018. Impor dilakukan karena adanya penugasan dari Pemprov DKI Jakarta. “Ini penugasan sekaligus ekspansi bisnis bagi Food Station Tjipinang. Pemprov DKI Jakarta menugaskan kami untuk mengimpor,” kata dia usai menghadiri pelantikan pejabat eselon II Kementerian Pertanian (Kementan) di Jakarta, Selasa (3/7).

Penugasan itu berawal ketika harga harga bawang putih di Jakarta melonjak tinggi. Pelaku impor bawang putih diduga ada yang sampai menikmati untung hingga 500-700%. “Kami ingin harganya bisa di bawah harga acuan. Kami sudah melakukan pemesanan, izin yang kami dapat 10 ribu ton untuk Juli-Desember 2018,” kata dia.

Rencananya, tutur Arief, pemasukan bawang putih akan dilakukan bertahap. Setiap 10 kontainer berkapasitas 29 ton. “PO (order pembelian) sudah kami buat. Rencananya, pemasukan dilakukan bertahap, 10 kontainer, 10 kontainer, sambil tes pasar. Kalau dibagi 29 ton, berarti setiap bulan sekitar 50-60 kontainer, sampai Desember 2018,” kata Arief.

Sementara itu, lanjut dia, sesuai ketentuan berlaku, dengan diizinkan mengimpor bawang putih maka Food Station Tjipinang juga wajib menanam bawang putih di Tanah Air dengan porsi 5% dari volume izin impor yang diperoleh. Saat ini, telah tersedia lahan sekitar 200 hektare (ha) untuk bawang putih. Food Station juga telah melakukan penjajakan dengan Dinas-Dinas Pertanian di wilayah Jawa Barat, seperti Cianjur dan Bogor.

Food Station Tjipinang telah melakukan pendekatan dan rapat dengan Dinas Pertanian di Cianjur dan Bogor sebanyak 2-5 kali guna membahas sarana produksi (saprodi), cara bertanam, dan petani yang menjadi percontohan. Kami juga membahas bagaimana kontribusi Food Station Tjipinang. Lahannya di satu hamparan. Karena itu, kami akan menggandeng gabungan kelompok tani (gapoktan), bekerja sama. Kami akan bertemu menjelaskan bahwa menanam bawang putih itu menguntungkan, risiko rendah, off taker tersedia, kami berkonsolidasi,” kata Arief.

Terkait besaran investasi yang dibutuhkan, dia mengaku, saat ini masih dilakukan perhitungan. Perusahaan tersebut menargetkan penanaman sudah bisa dimulai bulan ini.

Kementan sebelumnya menyatakan bahwa kebijakan wajib tanam bagi importir tetap dilanjutkan. Kewajiban tersebut tidak sesulit seperti opini yang berkembang selama ini, asalkan importir mau terjun langsung dan bermitra dengan kelompok tani binaan Dinas Pertanian. Saat ini, beberapa importir bahkan telah sukses menanam dengan areal luas seperti yang terjadi di Banyuwangi, Temanggung, dan Lombok Timur. [ID/KP-05]

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*