Empuk dan Animo “Stick Singkong Bumbu” Tinggi, MSI Bogor Raya Fasilitasi Petani

Stick singkong bumbu siap diolah (agrifood.id)
Stick singkong bumbu siap diolah (agrifood.id)

Bogor, Kabarpangan.com – Stick singkong bumbu alami yang diolah dari singkong organik ternyata mendapatkan animo yang cukup besar dari masyarakat Bogor dan sekitarnya. Untuk itu, Masyarakat Singkong Indonesia (MSI) Bogor Raya terus memfasilitasi dan mendorong pemasaran produk dari para petani singkong.

Stick Singkong Bumbu Alami yang sudah digoreng (agrifood.id)

“Ini cara membantu petani dengan meningkatkan nilai tambah singkong organik. Jangan sampai petani sudah capai budidaya, lalu harus merugi karena harga anjlok,” kata Abah Gozali, praktisi kuliner pangan lokal yang juga pengurus MSI Bogor Raya.

Baca : Saus dan Wisata Kampung “Eksklusif”, Panen Singkong Rp 50.000 Per Pohon

Dikatakan, Stick Singkong Bumbu Alami tersebut siap saji dan bisa dikonsumsi dengan digoreng atau dikukus. Adapun bumbu yang diracik dari bahan dan rempah alami sehingga dijamin kesehatannya. Harga jualnya Rp 5.000 per pack (350 gram) yang sudah dikemas bersama bumbunya. Untuk pemesanan online Jabodetabek bisa menghubungi 081213331432 atau 08161408154. Selain stick siap saji, Gozali juga bisa mengolah berbagai kuliner milenial seperti kremes, spaghetti, dan pizza dari singkong.

Mang Udin panen singkong di Kampung Singkong Sentul (agrifood.id)

“Selain praktis untuk konsumsi rumah tangga, bisa dijual lagi oleh reseller karena mampu bertahan 1-2 bulan dalam freezer. Ini sudah berjalan sebulan lebih dan animo konsumen cukup bagus. Empuk dan bumbunya terasa,” jelas Abah saat ditemui di Gerai Pangan Lokal, Senin (14/6/2021).

Baca : Fokus Industri Pertanian, Ethiopia Bangun Taman Agroindustri Terpadu Ketiga

Ketua MSI Bogor Raya Heriyanto Soba menjelaskan singkong diproduksi petani di Kampung Singkong Sentul dan tidak menggunakan pupuk kimia. Selama ini, para petani hanya memproduksi untuk kebutuhan tapioka dan harganya sangat fluktuatif.

“Harga selalu jatuh saat panen raya dan petani tidak punya alternatif. Di Kampung Singkong Sentul ini mulai dicoba secara terbatas untuk produksi singkong organik. Keperluan tapioka tetap ada, sedangkan untuk konsumsi hanya pakai pupuk kandang,” ujar Wakil Sekjen Himpunan Alumni Institut Pertanian Bogor (HA IPB) ini.

Sebelumnya, MSI Bogor Raya bersama para peneliti dari Riset Inovatif Produktif (Rispro) IPB University mengadakan diskusi dengan puluhan warga Desa Singasari, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Dalam Focus Group Discussion (FGD) itu, para petani, pengolah dan penjual singkong berharap adanya kepastian harga yang layak.

Baca : Bersama Petani, IPB University dan MSI Bahas Rantai Nilai Singkong

Wakil Kepala Bidang Inovasi dan Alih Teknologi, Lembaga Kawasan Sains dan Teknologi (LKST) IPB University Dr Tri Prartono mengatakan FGD bertujuan untuk membuat pemetaan rantai nilai komoditas singkong (cassava) dari hulu hingga hilir. [KP-03] kabarpangan.id@gmail.com

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*