Dilarang Malaysia, Bagaimana Ekspor 1.000 Babi/Hari ke Singapura?

Sosialisasi ASF di perbatasan NTT - Timor Leste.

Bogor, Kabarpangan.com – Untuk mencegah wabah flu (demam) babi (Afrika African Swine Fever/ASF), Pemerintah Malaysia telah melarang impor produk daging babi dari Indonesia.
Wakil Menteri Pertanian Malaysia Sim Tze Tzin, Minggu (15/12), mengatakan langkah tersebut bertujuan untuk menjaga keamanan (bio-security) Malaysia setelah Indonesia bersama 10 negara lainnay dipastikan terkena ASF.
“Penyakit ini telah dilaporkan di 11 negara termasuk Indonesia, dan kami telah mengambil langkah untuk melarang semua produk terkait daging babi dari negara yang terinfeksi,” katanya seperti ditulis Malaymail.com.
Untuk itu, dia mendesak warga Malaysia agar waspada dalam perang melawan wabah dan menahan diri untuk tidak membeli produk-produk terkait daging babi.
“Kami juga akan meningkatkan penegakan hukum untuk memastikan bahwa operator restoran dan pengecer tidak menyelundupkan produk terlarang,” tegasnya.
Bulan lalu, Malaysia melarang impor produk berbasis daging babi dan babi dari 10 negara karena wabah ASF. Pada Kamis (12/12) lalu, FAO telah menyatakan Indonesia terkena wabah ASF, khususnya di Sumatera Utara.
Selain Indonesia, negara-negara lain yang sudah dilaporkan terkena wabah itu sejak Agustus 2018 adalah Mongolia, Korea Utara, Korea Selatan, China, Filipina, Vietnam, Laos, Kamboja, Myanmar, dan Timor-Leste.
Pada Kamis lalu, Koordinator Pengawasan dan Penindakan (Wasdak) Karantina Pertanian Tanjungpinang, Khalid, menjelaskan ekspor babi khususnya ke sejumlah negara tetangga salah satunya Singapura, masih tetap normal.
“Dari Pulau Bulan, Kota Batam, babi hidup yang diekspor ke Singapura rata-rata sebanyak 1.000 ekor per hari. Jumlah itu normal seperti biasanya. Tidak terpengaruh wabah ASF yang sekarang sedang marak,” kata dia kepada Antara.
Khalid menegaskan sejak beberapa waktu lalu – berdasarkan persetujuan Pemprov Kepri, telah menyetop pasokan daging babi dari Sumatera Utara.
Penghentian ini, lanjut dia, bersifat sementara untuk mencegah masuknya virus yang tidak diinginkan.
“Apalagi stok daging babi yang ada di Kepri masih mencukupi untuk kebutuhan lokal,” sebutnya
Untuk mencegah masuknya ke Bintan, Karantina Pertanian sejak awal pekan lalu telah melakukan pencegahan dengan malakukan pemeriksaan barang bawaan penumpang. Di antaranya di Pelabuhan Lobam dan Pelabuhan ASDP Tanjunguban. [KP-03]

kabarpangan.com// kabarpangan.id@gmail.com

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*