Jakarta -PT Garam (Persero) mulai merealisasikan pembangunan dua pabrik pengolahan garam di Jawa Timur tahun ini. Total investasi pembangunan kedua pabrik tersebut sebesar Rp 78 miliar, itu hanya untuk konstruksi belum termasuk lahan yang merupakan milik BUMN tersebut.
Direktur Utama PT Garam Budi Sasongko mengatakan, satu unit pabrik dijadwalkan mulai beroperasi sekitar Agustus 2018. Pabrik tersebut berlokasi di Segoromadu, Gresik, Jawa Timur, dan pembangunannya telah berlangsung selama delapan bulan, sedangkan satu unit lainnya yang berlokasi di Sampang, Madura, Jawa Timur, baru akan mulai konstruksi pada Juli 2019.
“Kami sedang membangun pabrik pengolahan garam guna menghasilkan garam dalam kemasan untuk konsumsi, industri rumah tangga aneka pangan. Pada Agustus tahun ini, kami jadwalkan bisa trial,” kata Budi beberapa waktu lalu.
Untuk pabrik di Gresik akan disinergikan dengan PT Barata dengan kapasitas 30 ribu ton dan investasi sekitar Rp 14 miliar. Sementara itu, lanjut Budi, pihaknya sedang memulai proses untuk realisasi investasi pabrik kedua. “Rencananya, untuk pabrik kedua akan mulai konstruksi pada Juli 2019. Lokasinya di Camplong, Sampang, Madura. Nilai investasinya sekitar Rp 64 miliar. Kapasitasnya lebih besar, dirancang menghasilkan 60 ribu ton garam per tahun,” kata Budi.
Pabrik-pabrik tersebut, ujar dia, akan menghasilkan garam top grade guna memenuhi kebutuhan industri. Di sisi lain, PT Garam juga tengah melakukan studi kelayakan untuk peluang menghasilkan garam dengan grade lebih tinggi.
Dia menambahkan, PT Garam akan mengelola gudang-gudang khusus garam yang dibangun Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). “Pengelolaan gudang nanti oleh PT Garam. Ada yang dengan sistem resi gudang, ada yang berfungsi sebagai gudang penampungan untuk penyerapan garam rakyat. Ini dilakukan tahun ini, mengejar panen,” kata Budi.
Dirjen Pengelolaan Ruang Laut KKP Brahmantya Satyamurti Poerwadi mengatakan, saat ini, gudang khusus garam (Gudang Garam Nasional/GGN) yang telah dibangun ada di Indramayu, Cirebon, Brebes, Demak, Pati, Rembang, Tuban, Sampang, Pamekasan, Bima, Pangkep, dan Kupang. Kapasitas masing-masing gudang 2.000 ton. “Tahun ini, GGN yang akan dibangun di Pidie Jaya, Karawang, Lamongan, Sumenep, Sumbawa, Jeneponto. Setiap gudang dibangun di atas lahan 600 meter persegi berkapasitas 2.000 ton per unit,” jelas dia.
Bangunan gudang berupa bangunan beton dengan rangka baja lengkap dengan (jembatan timbang) timbangan, dan conveyor. Nilai investasi tergantung lokasi, berkisar Rp 2,3-2,5 miliar per unit dan sepenuhnya menggunakan anggaran KKP. Pembangunan gudang-gudang tersebut berkoordinasi dengan pemerintah daerah (pemda) setempat serta koperasi petambak garam. “Kami lakukan konsolidasi. Juga, memastikan bahwa para petambak bersedia lahannya diintegrasikan,” kata dia.
Dia menambahkan, dalam waktu dekat akan diluncurkan sistem resi gudang untuk garam. Untuk pilot project, akan dilakukan di Indramayu, Jawa Barat. Dengan sistem resi gudang maka petambak garam rakyat akan mendapatkan jaminan soal harga dan hasil panennya terserap. Hingga akhir Juni 2018, produksi garam nasional baru mencapai 18.498 ton, sebanyak 8.276 ton di antaranya hasil produksi petambak garam rakyat dan 10.222 ton oleh PT Garam. Sedangkan per 12 Juli 2018, produksi dari seluruh ladang PT Garam sudah mencapai 30 ribu ton.
Be the first to comment