BRG Fasilitasi Pengembangan Sagu di Papua

Tanaman sagu (tabloidjubi).

Jakarta, Kabarpangan.com -Badan Restorasi Gambut (BRG) bakal menggelontorkan 20 paket revitalisasi ekonomi budidaya tanaman sagu di Papua. Hal itu merupakan bagian dari program rencana restorasi gambut di Papua untuk tahun ini dengan skema tugas pembantuan dan penugasan. Ke-20 paket revitalisasi tersebut digelar di dua kabupaten di Papua, yakni Mappi dan Merauke.

Sebanyak 15 paket di 15 desa di Kabupaten Mappi di Kesatuan Hidrologi Gambut (KHG) Sungai Buru Mappi-Sungai Buru Obaa. Lalu, lima paket di lima desa di Kabupaten Merauke, yakni KHG Sungai Ifuleki Kumbe-Sungai Bian, KHG Sungai Aleki Male-Sungai Ifuleki Bian/SM Danau Bian, serta KHG Sungai Ifuleki Bian-Sungai Dalik/SM Danau Bian.

Kepala BRG Nazir Foead menjelaskan, gambut di Papua memang tidak seluas dibandingkan di dua pulau lainnya, Sumatera dan Kalimantan. Namun demikian, gambut di Papua itu unik dan kerusakan lebih kecil dibandingkan kedua pulau tersebut. “Program kami bersama pemerintah daerah banyak, membantu masyarakat mengelola gambut yang masih baik. Dengan program pemberdayaan ekonomi masyarakat agar gambut di Papua itu tetap terjaga baik,” kata dia, seperti ditulis ID baru-baru ini.

Karena itu, kata dia, bersama petani setempat, BRG menggelar program revitalisasi dengan pengembangan tanaman sagu. Pengembangannya dilakukan di lahan-lahan gambut yang sebelumnya terbakar yang mana sasarannya adalah pengembangan ekonomi masyarakat.

Ketua Pokja BRG wilayah Kalimantan dan Papua Rudi Priyanto mengatakan, pada 2018, pengembangan sagu dilakukan di tujuh desa berupa pembangunan demplot seluas masing-masing 5 hektare (ha) di setiap desa. “Kita hanya bangun demplot-demplot karena BRG tidak sanggup membangun keseluruhan. Setelah manfaatnya dirasakan masyarakat, pemerintah daerah akan melanjutkan program serupa dengan anggaran daerah masing-masing. Untuk 2019, target kami di Kabupaten Mappi menjangkau 15 desa seluas 75 ha di lokasi-lokasi bekas terbakar,” kata dia.

Bupati Mappi Kristosimus Agawemu menambahkan, Pemerintah Provinsi Papua sendiri menugaskan Kabupaten Mappi dan Merauke sebagai pusat pengembangan gambut. Saat ini, di Kabupaten Mappi terdapat areal tanaman sagu alami seluas 3.000 ha. “Dengan program bekerja sama dengan BRG ini, ditambah kegiatan yang akan kami lakukan sendiri, ditargetkan luasan sagu di Kabupaten Mappi bisa menjadi 4.000-5.000 ha. Tapi, kami tidak akan membuka lahan baru. Meski, kami menargetkan akan ada industri pengolahan sagu di Kabupaten Mappi. Kami hanya akan memanfaatkan areal-areal yang sebelumnya telah terbakar,” kata Kristosimus.

Selain memanfaatkan bantuan program BRG, Kristosimus mengharapkan, pengembangan tanaman sagu di lahan-lahan gambut bekas terbakar di Kabupaten Mappi bisa dilakukan dengan dana desa. Dengan begitu, program tersebut bisa mempertahankan keberadaan tanaman sagu di Mappi, menjangkau seluruh distrik di Kabupaten Mappi. “Pengembangan ini tentu saja dari aspek ekonomi, memperhitungkan supply dan demand. Berapa sebenarnya konsumsi di kabupaten Mappi, dan berapa bisa dipasok ke kabupaten tetangga. Mappi sendiri sepertinya berencana bisa memasok sagu ke kabupaten lainnya,” kata Nazir. [AF-06]

kabarpangan.com // kabarpangan.id@gmail.com

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*