JAKARTA, KP – Profesor Riset Pusat Riset Rekayasa Genetika, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Enny Sudarmonowati menyatakan, sektor pertanian di Indonesia menghadapi berbagai tantangan. Beberapa diantaranya penurunan luas lahan pertanian, rendahnya produktivitas dan kualitas nutrisi tanaman, serta kebijakan yang kurang mendukung.
“Tantangan ini diperburuk oleh perubahan iklim dan serangan hama serta penyakit yang mengancam ketahanan pangan,” ujar Enny dalam keterangannya di Jakarta, Senin (30/9/2024).
Oleh karena itu Enny mengatakan teknologi omics yang tengah dikembangkan oleh BRIN diharapkan mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas tanaman melalui manipulasi genetik yang lebih efisien dan akurat.
“Teknologi omics menjadi solusi potensial dalam menciptakan sistem pertanian berkelanjutan di Indonesia, membantu meningkatkan produksi pangan, kualitas nutrisi, dan ketahanan tanaman dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dan degradasi lingkungan,” kata dia.
Teknologi genomik sebagai bagian dari omics, kata Enny, digunakan untuk menemukan variasi genetik yang dapat meningkatkan hasil tanaman dan ketahanan terhadap hama dan penyakit.
Teknologi ini juga memungkinkan identifikasi gen yang terlibat dalam respon tanaman terhadap kontaminan lingkungan, sehingga dapat diterapkan dalam program pemuliaan tanaman untuk meningkatkan ketahanan tanaman pada lahan yang terdegradasi.
Sementara itu, Wakil Kepala BRIN Amarulla Octavian mengatakan, pihaknya terus mengembangkan berbagai riset dan inovasi. Bukan hanya pada tingkat spesies, riset tersebut sudah mencapai tingkat rekayasa genetik, seperti riset biologi struktural untuk mempelajari struktur molekul biologi hayati dan rekayasa genetika, sebagai bagian dari bioteknologi.
“Pengembangan riset di bidang ini sangat penting sebagai dasar untuk mendapatkan nilai bioprospeksi dari beragam sumber daya hayati di Indonesia,” katanya.
Dengan memanfaatkan informasi genetik, Amarulla menilai suatu organisme dapat dimodifikasi dengan tujuan meningkatkan kualitas, produktivitas, dan ketahanan organisme tersebut.
Ia mengatakan pemahaman dan pengelolaan sumber daya hayati sangat penting untuk mendukung berbagai sektor tersebut.
Hal tersebut, kata Amarulla, sekaligus menjaga keseimbangan ekosistem dan keberlanjutan sumber daya alam untuk generasi mendatang dan mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045.
Be the first to comment