Bangun Pabrik Beras, Buyung Poetra Siapkan Rp 100 Miliar

Petani sedang memanen padi.

Jakarta, Kabarpangan.com – PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI) menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebanyak Rp 100 miliar tahun 2019. Mayoritas dana tersebut untuk membiayai pembangunan pabrik beras baru di Sumatera Selatan.

Direktur Buyung Poetra Budiman Susilo mengatakan, perseroan mengalokasikan sebanyak Rp 70 miliar dari capex untuk membiayai pembangunan pabrik baru di Sumatera Selatan (Sumsel). Sedangkan sisanya senilai Rp 20 miliar untuk menambah kapasitas pabrik di Subang dan Rp 10 miliar untuk pembangunan pembangkit listrik berbahan kulit padi.

Saat ini, perseroan sedang menambah kapasitas produksi pabrik beras di Subang dari 30 ton menjadi 50 ton per jam. Sedangkan pabrik baru di Sumatera Selatan dibangun dengan kapasitas 40 ton per jam dan ditargetkan selesai secara bertahap pada 2021.  Sedangkan pembangunan pembangkit listrik, ungkapnya, diestimasi tuntas tahun ini. Progres pembangunan pembangkit listrik tersebut sudah mencapai 75-80% dan diharapkan memenuhi kapasitas 3 mega watt. “Pembangkit listriknya bertujuan untuk uji coba. Jadi tidak ada target mengurangi biaya,” katanya di Jakarta, baru-baru ini.

Sementara itu, rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) perseroan memutuskan pembagian dividen sebesar Rp 26,16 miliar atau sekitar 29% dari laba bersih tahun 2018 dengan total Rp 90,2 miliar. Nilai dividen tersebut setara dengan Rp 11 per saham.

Analis Mirae Asset Sekuritas Andy Wibowo Gunawan sebelumnya menyebutkan Buyung Poetra diproyeksikan tetap mampu untuk meraih kenaikan kinerja keuangan tahun ini, meskipun realisasi keuntungannya per kuartal I-2019 mengalami penurunan. Peningkatan kapasitas produksi bersamaan perluasan jaringan distribusi menjadi faktor utamanya.

Mirae Asset Sekuritas, seperti ditulis ID, menargetkan pertumbuhan laba bersih Buyung Poetra menjadi Rp 107 miliar pada 2019 dan Rp 124 miliar untuk 2020, dibandingkan realisasi tahun 2018 senilai Rp 90 miliar. Pendapatan juga diharapkan tumbuh dari Rp 1,43 triliun tahun lalu menjadi Rp 1,61 triliun untuk 2019 dan Rp 1,78 triliun pada 2020.

Andy mengatakan, pertumbuhan kinerja keuangan tersebut didukung atas target peningkatan kapasitas produksi pabrik beras perseroan mencapai 75 ton per jam dan volume penjualan beras tahun ini. Pertumbuhan kapasitas ini diharapkan menaikkan volume penjualan perseroan.

Pertumbuhan kinerja keuangan, ungkap dia, juga bakal didukung atas keberhasilan perseroan dalam mendiversifikasi produksi dan distribusi dengan baik. Perseroan sebelumnya telah mendapatkan label dari pemerintah untuk medistribusikan beras dengan label Alfamart. Beras ini didistribusikan di wilayah Sumatera.

Hingga kuartal I-2019, Buyung Poetra membukukan penurunan laba bersih menjadi Rp 25 miliar, dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 27 miliar. Sedangkan pendapatan masih tumbuh 4,8% dari Rp 380 miliar menjadi Rp 399 miliar.

Realisasi laba bersih tersebut merefleksikan sekitar 33,8% dari total target keuntungan perseroan tahun ini. Sedangkan pencapaian pendapatan kuartal I-2019 tersebut mencerminkan 24,6% dari total target tahun ini,” tulisnya.

Investor Relations Buyung Poetra Ferdinan Dion sebelumnya mengatakan, perseroan menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) senilai Rp 100 miliar pada 2019. Sekitar Rp25 miliar dari dana tersebut akan digunakan untuk membiayai pembangunan pembangkit listrik sekam padi dan sisanya untuk pembangunan pabrik baru di Palembang, Sumatera Selatan.

Pabrik tersebut rencananya memiliki kapasitas 40 ton. Dengan demikian, bisa meningkatkan kapasitas total produksi perseroan menjadi 95 ton per jam dan selesai pada 2020 mendatang. “Belanja modal berasal dari kas internal dan kemungkinan dari pinjaman bank yang untuk pabrik, tapi ini masih belum final,” katanya. [KP-05]

kabarpangan.com // kabarpangan.id@gmail.com

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*