Asia Benchmark Trade Lane, Platform Digital bagi UKM Perikanan

Penandatanganan MoU untuk mendigitalisasi usaha perikanan.

Jakarta, Kabarpangan.com – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia memfasilitasi penggunaan platform digital bagi usaha kecil dan menengah (UKM) di sektor kelautan dan perikanan di Tanah Air. Untuk itu, Kadin Indonesia berkolaborasi dengan World Logistics Council dan sejumlah perusahaan di Indonesia akan mengembangkan platform ekonomi digital inovatif melalui program Asia Benchmark Trade Lane (BTL). Dengan digitalisasi diharapkan nilai transaksi perikanan dan maritim nasional akan meningkat dan menambah nilai ekonomi bagi UKM perikanan khususnya nelayan.

Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia bidang Kelautan dan Perikanan Yugi Prayanto mengatakan, kolaborasi dengan World Logistics Council tersebut akan mendukung program Kadin Indonesia bidang Kelautan dan Perikanan dalam mendigitalisasi supply chain perikanan Indonesia. “Aplikasi kan free, ikan tangkapan difoto lalu dikirim ke provider, masuk ke sistem logistik, akan dapat diketahui posisi barang, dikirim, dan dimonitor. Ini akan menghasilkan efisiensi custom karena ada transparansi. Hasilnya, nilai transaksi perikanan dan maritim akan meningkat dan menambah nilai ekonomi bagi nelayan,” kata Yugi Prayanto di Jakarta, pekan lalu.

Pada Kamis (25/7), di Jakarta, Kadin Indonesia, Kresna Group, dan Bukalapak menandatangani nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) dengan World Logistics Council dengan disaksikan pejabat pemerintah dan Bank Indonesia. MoU menyangkut kerja sama pengembangan platform digitalisasi UKM yang akan diluncurkan melalui program Asia BTL. Program pengembangan ekonomi dengan platform tersebut diklaim mampu memenuhi efisiensi dan kemakmuran ekonomi, terutama bagi segmen UKM. Program Asia BTL akan mendigitalisasi UKM Indonesia dan mitra dagang mereka secara global. Diharapkan, platform tersebut mampu menciptakan perdagangan baru senilai US$ 156 miliar dan 11 juta lapangan pekerjaan.

BTL bakal diluncurkan oleh konsorsium terbesar, termasuk 70 perusahaan teknologi, e-commerce, finansial, dan asuransi terkemuka dunia dengan pendapatan hampir mendekati US$ 1,20 triliun dan 5 juta tenaga kerja. BTL akan mencakup pembeli, penjual, operator, bea cukai, bank/asuransi, penyedia layanan perdagangan dan logistik. Setelah pengerjaan BTL selesai, peserta akan bersama-sama mengadakan showcase di seluruh wilayah untuk menyebarluaskan manfaat layanan platform ekonomi digital kepada peserta ekonomi riil, khususnya UKM. “Platform ekonomi digital ini memberikan ribuan aplikasi bisnis gratis yang mendigitalisasi value chain global dari pasar bisnis ke bisnis sebesar US$ 150 triliun melalui penggunaan artificial intelligence, analisis big data, dan teknologi blockchain,” kata Chairman World Logistics Council Captain Salloum.

Platform tersebut, lanjut Salloum, menyediakan integrasi point to world yang mulus melalui plug-in atau portal-in access untuk perusahaan besar, menengah, dan kecil. Hal itu untuk mengakses fitur-fitur inovatif yang mengurangi risiko perdagangan, biaya, dan menciptakan akses yang lebih besar ke layanan finansial dan asuransi. Hal-hal tersebut akan memberdayakan dimensi e-logistics, e-commerce, e-finance, dan e-insurance ke tingkat efisiensi abad ke-21 yang sepenuhnya baru. Platform ekonomi digital tersebut diklaim akan mengatasi berbagai tantangan inefisiensi value chains, dokumentasi berbasis kertas, security issues, dan fragmentasi vertikal sistem dan process silos. Caranya dengan menghubungkan secara digital semua klaster industri B2B di dalam negeri dan internasional dalam value chains global.

Platform ekonomi digital yang akan diimplementasikan melalui program Asia BTL selama periode 12 bulan tersebut akan dimulai pada 2020 melalui jalur perdagangan tertentu yang menghubungkan pelaku B2B Indonesia di dalam negeri dan dengan mitra dagang mereka secara global. Implementasi awal direncanakan untuk memasukkan Indonesia dan India.

Pendiri Kresna Group Michael Steven mengatakan, dari sudut pandang asuransi, platform ekonomi digital akan memberdayakan industri asuransi dengan menyediakan rangkaian layanan e-insurance yang komprehensif, termasuk smart contract, terintegrasi penuh dengan ekosistem e-commerce, e-finance, dan jasa e-logistik. Ekosistem tersebut memberikan transparansi dan visibilitas bisnis real time yang lebih besar yang mengurangi risiko penjaminan emisi, transaksi, dan pemulihan aset.

Kresna Group sangat gembira dapat mengambil bagian dalam memberdayakan UKM Indonesia dan mitra dagang mereka melalui inisiatif ekonomi digital tersebut. Langkah tersebut selaras dengan salah satu upaya Kresna Group dalam meningkatkan efisiensi supply chain, khususnya di bidang kelautan dan agrikultur. “Melalui bisnis asuransi dan digital yang kami miliki, kami akan terlibat penuh dalam membantu nelayan dan petani menjual produk mereka misalnya, serta membuka lebih banyak peluang melalui digitalisasi,” kata Steven. [ID/KP-05]

kabarpangan.com // kabarpangan.id@gmail.com

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*